INDORAYA – Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz meminta jajarannya untuk tidak hanya menggunakan sistem top-down dalam pembangunan, tetapi juga bottom-up. Dengan cara itu, aspirasi masyarakat dapat terakomodasi dalam pembangunan, sehingga ada rasa untuk memiliki.
Permintaan itu disampaikan Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, ketika dalam dalam apel di halaman belakang kantor Wali Kota Magelang, beberapa waktu lalu.
“Kita dulu sistemnya adalah top-down pemerintahan. Itu rencana dari Pemkot dari OPD, dari program, kemudian diturunkan ke masyarakat. Sekarang beda, ini ada bottom-up tapi juga top down,” kata dia, seperti dirilis Magelangkota.go.id.
Dalam acara itu, dia juga menyerahkan penghargaan kepada para pegawainya, yang pada Januari 2022 lalu dinilai berkinerja baik. Menurut dia, para pegawainya masih harus mengoptimalkan kinerja dan berlomba-lomba melakukan kebaikan.
Para pegawai yang telah mendapat penilaian baik dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Magelang, juga diharapkan menjadi teladan bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Magelang.
“Harapan saya semua itu bisa jadi contoh, tidak hanya secara penilaian saja, tetapi memang betul-betul mengajak. Orang yang baik itu, tidak untuk dirinya sendiri, tetapi untuk mengajak bersama-sama teman-temannya,” kata Aziz.
Para Aparatur Sipir Negara (ASN) Kota Magelang, menurut dia harus berkolaborasi dan saling mendukung, untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Mulai dari pejabat eselon II hingga staf, bisa bekerja sama mewujudkan tujuan.
“Saya jujur saja, hari-hari ini akan mendampingi panjenengan semua, untuk mengoreksi dan memberikan masukan. Karena secara teknis, panjenengan ini yang sudah lama bekerja untuk warga Kota Magelang,” katanya.
Pada apel tersebut, sekaligus mengantarkan dua pejabat yang memasuki purnatugas yakni, Kepada Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Suryantoro dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kota Magelang Gunadi Wirawan.
Aziz mengatakan, masa pensiun adalah masa beristirahat dari pengabdian secara kedinasan. Namun, pensiun bukan berarti akhir dari proses aktivitas dan kreatifitas. Kontribusi dari pensiunan justru semakin nyata dan diperlukan pada saat kita terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
“Saya yakin bapak dan ibu semua tidak berhenti rumangsa melu handarbeni atau merasa ikut memiliki Kota Magelang. Hal ini memang seyogyanya tetap dipelihara, sebab dengan wawasan dan pengalaman yang dimiliki, bapak dan ibu adalah lumbung inspirasi serta teladan bagi lingkungan, yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat,” paparnya.
Contoh konkret partisipasi para pensiunan dalam memajukan Kota Magelang, lanjutnya, setidaknya dapat ditunjukkan dengan ikut menyebarluaskan program unggulan Kota Magelang dan ikut serta di dalam masyarakat dalam mensukseskan program unggulan tersebut. (IR)