Ad imageAd image

Wakil Ketua DPRD Jateng: Saatnya Sektor Wisata Bangkit

Redaksi
By Redaksi 73 Views
4 Min Read
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko.

INDORAYA – Seiring melandainya kasus Covid-19 di Tanah Air, sejumlah sektor mulai menggeliat. Sektor pariwisata pun mulai menunjukkan kebangkitan. Terlebih setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan menghapus syarat tes PCR dan antigen bagi pelaku perjalanan dalam negeri, baik menggunakan moda angkutan udara maupun kereta api.

Tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata sebenarnya sudah tampak dalam dua bulan terakhir. Wisatawan menyerbu sejumlah destinasi wisata di beberapa destinasi wisata.

Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko menegaskan, saat ini adalah moment yang tepat untuk mulai membangkitkan gairah wisata di Jawa Tengah. Apalagi dengan banyaknya kelonggaran dalam syarat perjalanan, baik melalui transportasi darat, laut, maupun udara.

“Meski pandemi belum sepenuhnya berakhir, tahun 2022 harus menjadi kebangkitan usaha pariwisata. Saat ini gairah masyarakat untuk pelesir, tampaknya sudah tak terbendung. Mereka sudah jenuh lantaran selama dua tahun terakhir ini terkungkung oleh segala aturan pembatasan yang mengharuskan lebih banyak berdiam di rumah,” katanya, Senin (28/3/2022).

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal 2020 telah melumpuhkan sendi-sendi usaha pariwisata. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mengakibatkan sektor pariwisata terpuruk. Angka kunjungan wisatawan di Jawa Tengah misalnya, baik domestik maupun mancanegara, menurun drastis.

Terpuruknya sektor pariwisata itu juga menimbulkan efek terhadap industri lain, seperti perhotelan, bisnis kuliner, trafel, maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, total hunian hotel hingga September 2021 hanya 34,68 persen. Pelaku usaha di sektor ini pun pontang-panting untuk sekadar bertahan hidup.

“Yang perlu disadari, pandemi telah mengubah perilaku masyarakat. Karena itu para pelaku bisnis pariwisata harus benar-benar siap menghadapi era baru. Mereka dituntut kreatif mengubah perubahan ini menjadi peluang,” katanya.

Para pelaku usaha pariwisata juga dituntut bisa membangun optimisme, dengan beradaptasi mengikuti perubahan perilaku masyarakat. Pandemi, katanya, telah mengakrabkan masyarakat dengan teknologi digital. Pelaku usaha diharapkan bisa memaksimalkan konsep digital ini untuk memasarkan paket wisata secara online.

“Selain memudahkan wisatawan dalam bertransaksi, konsep digital dinilai aman karena menghindarkan mereka untuk saling kontak langsung. Perilaku masyarakat memang banyak berubah, dan kini cenderung mengarah ke kemajuan teknologi, dalam mencari reverensi soal destinasi wisata maupun dalam mengakses kebutuhan lain. Kemudahan akses menjadi kunci dalam perubahan ini, dan harus bisa dimanfaatkan oleh pelaku bisnis wisata,” kata politisi Gerindra tersebut.

Dalam kondisi pandemi, konsep wisata alam masih akan menjadi destinasi favorit masyarakat. Selain kesegaran suasana, wisata alam dinilai lebih aman dari persebaran dan ancaman penularan Covid-19 karena lokasinya terbuka.

“Yang tak kalah penting pula adalah dukungan pemerintah daerah (pemda). Pemda harus hadir dengan memberikan pembinaan dan pengawasan, terutama terhadap penerapan protokol kesehatan dan pendampingan dalam hal promosi,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengembangkan desa wisata. Pada 2022 ini, anggaran bantuan desa wisata dialokasikan sebesar Rp 18,5 miliar, untuk membantu 131 desa wisata.

Hal itu disampaikan Kasi Pengembangan Daya Tarik Wisata Disporapar Jateng, Riyadi Kurniawan, baru-baru ini. Melalui dana pengembangan desa wisata itu, kata dia, potensi desa diharapkan bisa digali dan menjadi sejumlah sajian pariwisata atau produk pariwisata.

“Jumlah desa wisata di Jateng juga terus meningkat. Dari yang semula pada beberapa tahun lalu hanya sekitar 500 desa, sekarang naik menjadi 717 desa. Masing-masing desa wisata diharapkan mempunyai keunikan tersendiri, atau memiliki perbedaan antara satu desa dengan desa wisata lainnya,” ujarnya.(Advetorial-IR)

Share this Article