INDORAYA – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta pemerintah daerah untuk segera menyiapkan skema mitigasi bencana dan pemetaan ulang daerah rawan bencana hidrometeorologi. Dia meminta Pemprov Jateng serta Pemkab dan Pemkot bersiap menghadapi musim penghujan yang diprediksi terjadi pada November 2023 ini.
Heri ingin pemerintah daerah bisa belajar dari pengalaman tahun 2022 lalu di mana sejumlah daerah di Jateng dilanda bencana alam memasuki musim penghujan. Menurutnya, diperlukan evaluasi dan kesiapan menghadapi potensi banjir, banjir rob, tanah longsor, angin puting beliung, maupun bencana lainnya.
“Mulai dari sekarang harus waspada, siapkan upaya mitigasi. Pemerintah daerah bisa berkaca dan melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang sering dilanda bencana pada tahun 2022 lalu. Misalnya di Kota Semarang ini kan menjadi langganan banjir tiap tahun, nah ini yang perlu diperbaiki apa kiranya,” ujarnya di Kota Semarang, Senin (5/11/2023).
Dia juga mendorong optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir. Mulai dari penyiapan kapasitas yang memadai pada sistem drainase, serta sistem peresapan dan tampungan air agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.
“Selain itu juga perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau,” tegas politikus Partai Gerindra yang akrab disapa Heri Londo tersebut.
Menurutnya, antisipasi terhadap potensi bencana bisa dilakukan mulai dari sekarang. Upaya pencegahan lainnya yaitu dengan memangkas pohon-pohon di tempat umum maupun kawasan permukiman. Hal ini bisa mencegah terjadinya pohon tumbang oleh angin yang dapat merugikan masyarakat.
Selain itu, dia juga mengajak masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh. Pasalnya bencana hidrometereologi yang berimbas pada banyaknya genangan air dapat membuat daya tahan tubuh seseorang lebih rentan terserang penyakit.
“Berbagai potensi penyakit perlu diwaspadai ketika terjadinya bencana. Misalnya influenza, demam berdarah, diare, Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA), hingga leptospirosis akibat banjir. Maka kebersihan lingkungan harus dijaga dan pola hidup sehat harus diterapkan,” ungkap Heri.
Sementara berdasarkan prakiraan BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, provinsi ini diprediksi bakal memasuki awal musim hujan pada November 2023. Namun, sejumlah wilayah diprediksi memasuki awal musim hujan lebih cepat, yaitu pada awal Oktober 2023.
Daerah yang akan memasuki awal musim hujan lebih cepat antara lain Kabupaten Pekalongan dan Batang bagian selatan, Kabupaten Purbalingga bagian utara, sebagian Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, wilayah tenggara Kabupaten Pemalang, sebagian wilayah barat daya Kendal dan sebagian wilayah barat laut Temanggung.
Sedangkan awal musim hujan tahun 2023-2024 paling akhir di Jateng diprakirakan pada awal Desember 2023. Masing-masing meliputi wilayah Kota Pekalongan dan Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan wilayah Kabupaten Rembang bagian utara.
Adapun BMKG prediksi puncak musim hujan tahun 2023-2024 di Jateng umumnya bakal terjadi pada bulan Februari 2024. Di mana durasi periode musim hujan tahun 2023- 2024 umumnya bakal berlangsung 13-18 dasarian, dengan durasi maksimal 19-27 dasarian. [Adv-Indoraya]