INDORAYA – Garis pantai yang membentang sepanjang 270 kilometer di Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah (Jateng) berada dalam kondisi kritis. Garis pantai tersebut saat ini terancam mengalami kemunduran ke daratan lantaran abrasi dan penurunan muka tanah (land subsidence).
Kritisnya kondisi garis Pantai Utara Jawa Tengah ini diungkapkan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, M Adek Rizaldi. Ia menyebut, dari 427 kilometer garis pantai, sepanjang 270 kilometer dalam kondisi kritis.
“Dari 427 kilometer tadi itu yang sudah mengalami kritis garis pantainya adalah sepanjang 270 kilometer,” ujarnya dalam Forum Group Discussion “Solusi Banjir Jawa Tengah 2023-2035” di Kantor DPD RI Perwakilan Jateng, Kamis (23/02/2023).

Adek mengatakan, 270 garis pantai tersebut membentang di sepanjang kabupaten/kota, khususnya di wilayah pesisir Pantura Jateng. Mulai Rembang, Jepara, Kendal, hingga Brebes.
“270 kilometer garis pantai di Jawa Tengah mengalami kritis. Karena abrasi, penurunan muka tanah, seperti Jepara, Pati, Rembang, Semarang, Kendal, Brebes,” ungkapnya.
Lalu dirinya pun menyinggung soal kemunduran garis pantai yang terjadi sejak tahun 2.000. Menurutnya, dari tahun ke tahun garis pantai di Pantura mengalami kemunduran. Dua faktor yang memicu ini yaitu abrasi dan penurunan muka tanah.
“Ada dua macam akibat. Apakah abrasi atau kedua terjadi akibat penurunan tanah. Contoh di Demak itu adalah abrasi, Pemalang ada dua (sebab), sisi kirinya mengalami abrasi pantai dan sisi kananya mengalami land subsidence,” ungkap Adek.
Mengatasi hal ini, BBWS Pemali Juana yang berada di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya melakukan pengendalian garis pantai.
Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur tanggul laut untuk menahan rob atau air laut masuk ke daratan. Proyek ini sedang digarap di Kota Semarang dan Kota Pekalongan.
“Pengendalian garis pantai kritis penangananya salah satunya bikin tanggul. Kalau tanggul banjir rob kita lakukan di Pekalongan dan di Semarang,” katanya.
“Sampai saat ini 50 persen pekerjaannya. Ini di Kota Pekalongan, targetnya akhir tahun selesai. Totapnya sepanjang 1,2 kilometer tambah 1,8 kilometer. Kalau sungainya itu Sungai Loji 7,5 kilometer kemudian Sungai Banger 7,1 kilometer,” ungkapnya.
Sebagai informasi, garis pantai di pesisir Pantura Jateng rentan mengalami kemunduran. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng, garis pantai di Pantura berubah drastis dalam rentang waktu 2013-2017 silam.
Setidaknya ada tiga wilayah dengan kemunduran garis pantai paling parah di tahun 2013-2017. Kabupaten Brebes garis pantainya mundur sejauh 3 kilometer, di Kota Semarang garis pantainya mundur 2,7 kilometer, dan garis pantai di Kabupaten Demak mundur hingga 5 kilometer.