Viral! Ada Ulat di Makanan MBG, Ini Penjelasan Kepala SMPN 1 Semarang

Dickri Tifani
20 Views
2 Min Read
Menu MBG terlihat ada dua ulet yang terekam jelas oleh seorang siswa. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Media sosial dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 20 detik yang diduga direkam oleh seorang siswa SMP Negeri 1 Semarang. Video tersebut menampilkan dua ekor ulat merayap di dalam wadah makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang dibagikan kepada siswa.

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @sanantazz dan dengan cepat menyebar luas ke berbagai platform, termasuk grup WhatsApp. Dalam rekaman itu, tampak seorang siswa menunjukkan isi kotak makanan sambil berkata, “Salak e mambu (bau), tolong pak,” menunjukkan kekhawatirannya terhadap kualitas makanan.

Namun, tidak lama setelah viral, video tersebut mendadak hilang dari peredaran dan tidak lagi dapat ditemukan di media sosial.

Kepala Sekolah SMPN 1 Semarang, Siminto, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menduga bahwa ulat yang terlihat berasal dari buah salak yang sudah mulai membusuk.

“Kalau sayuran seharusnya tidak mungkin, karena ulat akan mati saat dimasak. Ini kemungkinan besar berasal dari buah salak yang meski tampak baik dari luar, namun bagian dalamnya mungkin sudah rusak,” jelas Siminto saat ditemui pada Kamis (17/4/2025).

Insiden tersebut terjadi pada Rabu, 16 April 2025. Menurut Siminto, pihak sekolah langsung bergerak cepat dengan melaporkan kejadian itu kepada pihak katering MBG agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengolahan dan distribusi makanan.

Dari total 898 paket makanan yang dibagikan hari itu, hanya satu yang ditemukan mengandung ulat, dan makanan tersebut belum dikonsumsi oleh siswa.

“Kami sudah menghubungi pihak penyedia MBG untuk evaluasi karena ini menyangkut kesehatan siswa dan bisa menimbulkan trauma. Harapan kami, kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tegasnya.

Siminto juga menambahkan bahwa sejak program MBG mulai dijalankan di sekolahnya pada 24 Februari 2025, ini adalah insiden pertama yang terjadi. Ia menyatakan bahwa secara umum program ini sangat bermanfaat, terutama bagi siswa dari keluarga prasejahtera.

“Program ini sangat membantu, apalagi banyak siswa afirmasi di sekolah kami. Semoga program ini tetap bisa dilanjutkan dalam jangka panjang,” pungkasnya.

 

Share This Article