Update Banjir dan Longsor Pekalongan: 5 Korban Masih Hilang, Kerugiaan Mulai Didata

Athok Mahfud
28 Views
3 Min Read
Tim SAR gabungan masih mencari lima korban yang hilang dalam bencana banjir dan longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. (Foto: Dok. Basarnas)

INDORAYA – Tim SAR gabungan hingga hari ini masih terus mencari lima korban bencana banjir dan longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Senin (20/1/2025).

Per Kamis (23/1/2025), tercatat korban yang tewas akibat bencana tersebut mencapai 21 orang. Adapun lima orang yang masih hilang belum ada tanda-tanda ditemukan tim SAR hingga pukul 18.00 WIB.

Selain berfokus pada pencarian korban yang hilang, Pemkab Pekalongan bersama Pemprov Jawa Tengah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menyiakan langkah penanganan transisi pasca bencana.

Untuk saat ini langkah yang diambil ialah melakukan asesmen atau pendataan terhadap dampak banjir dan longsor. Termasuk juga mulai mendata kerugian yang ditimbulkan dari kejadian bencana tersebut.

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, saat ini pihaknya mulai melakukan perbaikan jembatan yang sebelumnya putus. Ini mendesak karena jembatan itu ialah akses utama yang menghubungkan Kecamatan Petungkriyono dengan Kecamatan Doro.

“Ini permintaan masyarakat agar aktivitas tidak terganggu,” katanya saat meninjau lokasi serta rapat koordinasi kebencanaan di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025).

Dia mengatakan, bencana banjir dan longsor tidak hanya terjadi di Kabupaten Pekalongan. Beberapa daerah lain seperti Brebes dan Grobogan juga terjadi banjir.

Adapun kasus di Brebes termasuk yang terparah. Namun saat ini sudah ada penanganan dan pendataan, termasuk adanya 33 sekolah meliputi SD, SMP, dan SMA yang tergenang banjir.

“Kami sudah koordinasi dengan kepala dinas supaya melakukan langkah cepat. Seperti memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada anak didik,” ungkap Nana.

Sementara Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, transisi pasca-bencana harus sudah mulai disiapkan. Di antaranya pendataan infrastruktur rusak dan langkah-langkah perbaikannya.

Misalnya, kata dia, jembatan putus akan diupayakan untuk dibuat jembatan darurat. Adapun saat ini sudah ada jembatan bailey milik TNI yang akan difungsikan di Petungkriyono.

Suharyanto juga sudah memnta Pemkab Pekalongan untuk membuat rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana. Dari data dan perencanaan itu, nantinya akan ada pembagian tugas sesuai kewenangannya.

Ia mencontohkan, untuk sekolah yang rusak diharapkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan ikut memperbaiki agar pembelajaran tidak terganggu.

“Segera data mana rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan. Setelah itu masuk transisi, setelahnya masuk rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Suharyanto.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Budono mengatakan, pada hari ini ada sebanyak 1.200 personel yang dikerahkan untuk mencari lima korban hilang. Mulai dari Basarnas, TNI, Polri, Dinsos, BPBD, PMI, puluhan organisasi SAR dan warga sekitar.

Personel tersebut dibagi menjadi 4 SRU dengan masing-masing memiliki tugas. Pihaknya juga mengerahkan tiga unit alat berat untuk membersihkan akses jalan sehingga bisa memudahkan tim dalam pencarian korban.

“Kami juga menambah kembali waterjet/alkon untuk membersihkan lumpur dari area. Unit anjing pelacak juga kami terjunkan,” kata dia dalam keterangan yang diterima, Kamis (22/1/2025).

Share This Article