Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu secara resmi menutup kegiatan yang digelar dari tanggal 20 Juni hingga 18 Juli di Gedung Budaya Sobokarti tersebut.
Mbak Ita, sapaan akrab Wakil Wali Kota Semarang berpesan, sebagai warisan budaya, batik harus terus dilestarikan serta dikembangkan dengan mengikuti tren fashion terkini.
Selain itu, pelatihan batik tersebut juga menjadi bekal keterampilan penting yang dimiliki peserta. Mbak Ita mendorong dari hasil pelatihan ini peserta dapat memiliki produk usaha mandiri.
“Diharapkan peserta bisa memulai usaha mandiri. Covid ini sudah landai sehingga diharapkan juga ekonomi ataupun daya beli dari masyarakat juga sudah mulai naik,” ujarnya kepada wartawan Indo Raya usai penutupan.
Kegiatan tersebut menurutnya juga dapat membuat batik semakin dikenal luas oleh masyarakat. Dengan begitu juga dapat menguntungkan para pelaku usaha batik.
“Yang terpenting jangan berhenti di sini. Terus dilanjutkan agar para peserta dan pelaku usaha bisa meningkatkan daya saing dan bisa dibeli masyarakat,” ungkap Mbak Ita.
Tidak hanya batik saja, kegiatan yang diinisiasi oleh BBPVP bekerja sama dengan Batik Pasha Semarang juga menghadirkan pelatihan menjahit busana muslim.
Terdapat sebanyak 32 peserta yang dibagi menjadi dua kelas. Yaitu 16 peserta dalam kelas pembuatan batik tulis dan menjahit busana muslim.
Salah satu peserta pembuatan batik, Simamik merasa senang bisa mendapatkan bekal keterampilan. Selain itu, relasi dan pengalamannya juga bertambah.
Ia mengatakan, dari pelatihan yang sudah terlaksana, peserta menghasilkan lima pasang pakaian. Ia berharap bekal yang didapatkan ini bisa menjadi modal untuk membuka usaha.
“Ke depan ingin terus mengembangkan skill. Karena saya juga ingin membuka usaha sendiri dan bebas komplain” ungkap warga Pucang Gading tersebut.