INDORAYA – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu turun tangan menyelesaikan persoalan keterlambatan gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru yang menunggak selama dua bulan, yaitu April dan Mei.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita, membeberkan anggaran untuk gaji PPPK guru di bawah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang telah tersedia. Menurutnya, tak ada kendala anggaran untuk plot gaji guru PPPK.
“Sudah siap anggarannya, hanya masalah administrasi yang tidak komplet dari 413 PPPK, 30 orang di antaranya belum melengkapi data pengajuan gaji PPPK,” katanya di Balai Kota Semarang, Rabu (8/5).
Dia mengaku telah mencari akar permasalahan terjadinya ketersendatan gaji guru PPPK. Menurutnya permasalahan terletak pada belum lengkapnya data PPPK guru pada sistem input penggajian.
Dari 413 guru PPPK, sebanyak 30 orang belum melengkapi berkas. Akibatnya, gaji para guru PPPK tak bisa dicairkan karena menunggu kelengkapan berkas. Kendati begitu, sekarang ini berkas-berkas tersebut telah diselesaikan.
Bahkan, Mbak Ita juga langsung mengumpulkan Disdik Kota Semarang, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang, dan Taspen. Termasuk Bank Jateng sebagai pihak yang mendistribusikan gaji.
Dari hasil koordinasi tersebut, Wali Kota Semarang itu berjanji gaji guru PPPK akan dicairkan pada Sabtu (11/5). Karena pada Kamis (9/5) merupakan libur hari besar dan keesokan harinya cuti bersama.
“Data satu saja tidak lengkap, berakibat tidak bisa dicairkan. Akhirnya dari Taspen bisa menyanggupi malam ini prosesnya bisa selesai, tetapi karena Kamis-Jumat libur dan cuti bersama, jadi cairnya Sabtu karena Bank Jateng libur dan Sabtu baru masuk,” ujarnya.
Dia berharap ke depan tak muncul persoalan serupa. Menurutnya, informasi soal penggajian harus diberikan secara jelas dan detail. Pasalnya, satu orang belum melengkapi berkas maka berdampak pada keseluruhan.
Mbak Ita juga meminta para guru PPPK dapat langsung mengadu kepada dirinya bila muncul persoalan-persoalan lain di kemudian hari. Dia mengaku terbuka dengan guru yang dikenal sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa tersebut.
“Ini menjadi pembelajaran untuk Dinas Pendidikan kalau ada perekrutan PPPK harus dijelaskan sejelas-jelasnya, misalnya konsekuensi ada satu orang tidak mengisi formulir data dengan komplet akan berdampak kepada teman-temannya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, salah satu persoalan yang mengakibatkan keterlambatan gaji guru PPPK adalah kesalahan input data nama.
“Sebenarnya inputing harus sesuai template di Taspen, misalnya ada nama Sumarni tetapi ditulis Soemarni,” kata Bambang, menambahkan.
Namun, setelah mengetahui penyebabnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Taspen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Malam ini akan dibantu Taspen diperbaiki semua dan dilanjutkan pencairan di Sabtu oleh Bank Jateng,” janji Bambang.
Diberitakan sebelumnya, Beredar pesan berantai soal tersendatnya pembayaran pencairan gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Berdasarkan pesan berantai yang dilihat Indoraya pada Senin (6/5/2024), seharusnya para pegawai PPPK guru di Kota Semarang itu diterima tanggal 1 setiap bulannya melalui transfer, justru tak mereka terima sejak dua bulan yaitu, April dan Mei.
Penyebab tersendatnya pembayaran pencairan gaji PPPK guru di Kota Semarang itu diduga karena permasalahan administrasi yang belum kunjung selesai.
“Assalamualaikum. Yth Rekan-rekan seperjuangan. Berkaitan dengan informasi gaji, berkas sudah masuk di Dinas Pendidikan dan sedang tahap proses penginputan manual. Perkiraan gaji bulan Mei cair tanggal 15-16 Mei 2024. Gaji April akan cair bulan Juni tanggal 15,” tulis dalam pesan berantai lewat WhatApps (WA) Grup para aparatur sipil negara (ASN) itu pada Jumat (3/5) lalu.
Berdasarkan data yang diperoleh Indoraya, ada sebanyak 414 guru PPK di Kota Semarang yang baru saja dilantik dan menerima SK dari Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita di Balai Kota Semarang pada 27 Maret 2024 lalu.
Artinya, ratusan orang tersebut belum mendapatkan gaji dua bulan akibat keterlambatan. Oleh sebab itu, mereka diminta untuk bersabar lantaran masih dalam proses penginputan.
Ternyata pesan berantai itu tidak hanya untuk bersabar saja, namun ada kata-kata bernada ancaman jika ada guru PPPK terindentifikasi terus-menerus menagih gajinya.
“Diharapkan untuk rekan-rekan bersabar nggih (ya, red), dinas pendidikan sudah mengupayakan yang terbaik. Maaf bagi teman-teman yang di grup ini dirasa tidak nyaman silakan keluar atau tidak sesuai aturan akan kami keluarkan, mohon maaf,”
tulis pemberitahuan tersebut, lagi.
Pasalnya, pengirim pemberitahuan itu sudah mengidentifikasi siapa guru yang melaporkan keterlambatan gaji ke layanan pengaduan digital Sapa Mbak Ita.
Namun, aduan yang harusnya sampai ke telinga Mbak Ita, justru 414 guru PPPK mendapat peringatan agar tak mengulangi kembali.
“Kami telah mengidentifikasi terkait keterlambatan gaji bulan April 2024 lapor ke Sapa Mbak Ita, kami mohon jangan sampai hal ini terulang lagi, yang pada akhirnya akan merugikan panjenengan (kalian, red) sendiri, teman-teman ASN PPPK 2024 secara keseluruhan, dan instansi yang menaungi kita,” tegas pemberitahuan itu.
Saat dikonfirmasi wartawan, salah seorang guru PPPK Kota Semarang, berinisial HN membenarkan adanya keterlambatan gaji yang dialami dirinya dan rekan-rekan seperjuangannya.
Ditanya apa penyebab dari keterlambatan gaji itu, HN mengaku tidak ada sebab musababnya.
Bahkan, dia hingga sampai hari ini sudah berkali-kali mengecek M-Banking, ternyata belum kunjung belum masuk.
“Sampai tanggal 6 ini, saya sudah berkali-kali cek m-Banking belum masuk. Padahal sesuai jadwalnya tiap tanggal 1 gaji akan masuk ke rekening Bank Jateng,” ujarnya.
Padahal, kata dia, rekening Bank Jateng yang telah dibuat pada 1 April 2024 itu belum juga jadi. Sementara seluruh persyaratan administrasi, menurutnya, telah dipenuhi.
Guru salah satu SMP negeri di Ibu Kota Jateng itu pun kembali membenarkan bahwa ada salah satu rekan PPPK-nya melaporkan terkait keterlambatan gaji ke Sapa Mbak Ita.
Anehnya lagi, setelah mengetahui ada yang melaporkan ke aplikasi Wali Kota Semarang itu, admin Wa grup PPPK Kota Semarang justru meminta ratusan guru itu agar lebih aktif berkomunikasi dengan admin grup tersebut.
“Anehnya, ada salah satu teman kami yang melaporkan ke Sapa Mbak Ita malah diminta jangan mengulangi lagi. Sementara kami kalau menghubungi dinas tidak pernah direspon,” ujarnya.