Indoraya News – Desa Sulang tahun ini memperingati HUT RI ke-79 dengan cara yang unik dan modern: Turnamen Mobile Legends. Acara ini diadakan pada tanggal 3-4 Agustus 2024, dengan jadwal pertandingan dimulai pada pukul 19.30 malam di hari pertama dan pukul 18.30 di hari kedua. Lokasi turnamen berada di Balai Desa Sulang, sekitar 12 menit perjalanan dari Rembang ke arah Selatan menuju Blora.
Turnamen Mobile Legends ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wadah bagi generasi muda untuk menunjukkan keterampilan dan bakat mereka di bidang e-sport. Bayuaji, seorang alumnus Perikanan Undip Semarang sekaligus pro player Mobile Legends, serta Juliandro, seorang sarjana olahraga dari Universitas PGRI Semarang (Upgris), menjadi pengelola acara ini. Mereka berdua berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para peserta dan penonton.
Pada hari kedua, selain semifinal dan final turnamen, juga diadakan acara Linting Mbako yang menambah semarak perayaan kemerdekaan. Linting Mbako adalah tradisi setempat yang melibatkan teknik melinting tembakau menjadi rokok, dan ini menjadi daya tarik tersendiri yang menggabungkan budaya lokal dengan e-sport.
Kepala Desa Sulang, Rubiyanto, sangat mendukung acara ini. Ia menyatakan bahwa turnamen ini adalah ajang yang tepat bagi milennial dan Gen Z yang menggemari e-sport. “Kami ingin memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri mereka dalam bidang yang mereka sukai. Turnamen ini menunjukkan bahwa Desa Sulang dapat beradaptasi dengan zaman dan memberikan kesempatan bagi semua untuk berkembang,” kata Rubiyanto.
Selain turnamen Mobile Legends, rangkaian acara peringatan HUT RI ke-79 di Desa Sulang juga mencakup karnaval, lomba catur dengan timer dan sistem Swiss yang sudah dimulai sejak tahun lalu, serta live music yang menghibur para penduduk desa. Acara-acara ini menunjukkan betapa beragamnya cara masyarakat Desa Sulang dalam merayakan kemerdekaan.
Menurut Bayuaji, alasan utama mengadakan turnamen ini adalah untuk menunjukkan bahwa Mobile Legends merupakan ajang yang baik dan layak. “Ini esport yang sudah diakui di level dunia. Mobile Legends mengasah keterampilan strategis, kerjasama tim, dan kemampuan membuat keputusan cepat,” ujarnya. Menepis stigma negatif tentang game Mobile Legends yang dianggap buang waktu dan tidak mengeluarkan keringat, Bayuaji mengatakan, “Wajar kalau ada stigma negatif, namun sebenarnya game ini sangat positif. Tidak fair kalau membandingkan Mobile Legends dengan olahraga tradisional. Skill yang dituntut sudah berbeda. Mobile Legends menuntut berpikir strategis dan kerjasama tim.”
Juliandro menambahkan, “Kami ingin menolak stigma negatif yang sering dilekatkan pada game ini. Mobile Legends bukan hanya permainan, tetapi juga platform untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dalam kehidupan nyata.”
Peraturan turnamen Mobile Legends dijalankan dengan ketat oleh juri lomba untuk memastikan fair play. Tidak boleh ada cheating (curang), semua peserta harus menggunakan emblem bawaan yang setara, tidak boleh melakukan pause di tengah pertarungan, dan tidak boleh menggunakan bahasa kasar selama pertandingan.
Acara ini berlangsung sangat seru dengan caster yang membawakan acara penuh semangat dan teriakan penonton yang memadati Balai Desa Sulang. Para penonton mengabadikan momen-momen seru dengan foto dan video, yang dalam sekejap sudah menjadi perbincangan di grup WhatsApp dan media sosial.
Meskipun sebagian generasi tua awalnya mempertanyakan mengapa ada turnamen Mobile Legends, acara ini berhasil memberikan perspektif baru. Mereka melihat bahwa game ini lebih dari sekadar hiburan; ini adalah bentuk e-sport yang mengasah berbagai keterampilan penting dan dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Dengan semua keseruan dan semangat yang tercipta, turnamen Mobile Legends di Desa Sulang telah membuktikan bahwa e-sport memiliki tempat penting dalam perayaan kemerdekaan dan kehidupan masyarakat modern.
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-79. Nusantara Baru Indonesia Maju. [dm]