Ad imageAd image

Tujuh Tahun Menghilang, DPRD Desak Pemkot Cari Pengembang Perumahan Dinar Indah Semarang

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 881 Views
4 Min Read
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman saat meninjau lokasi tanggul jebol di DAS Sungai Plumbon Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – DPRD Kota Semarang mendesak Pemkot Semarang mencari pengembang Perumahan Dinar Indah Kelurahan Meteseh yang hingga saat ini lepas tanggung jawab. Pasalnya pengembang yang sudah lama menghilang tersebut dinilai meresahkan warga yang seringkali menjadi korban banjir bandang.

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman meminta Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang untuk mencari pengembang Perumahan Dinar Indah. Menurutnya, pengembang harus bertanggung jawab atas permasalahan banjir yang seringkali terjadi di kompleks perumahan tersebut.

“Makanya saya minta kepada dinas terkait untuk bisa memanggil dan mencari pengembang supaya ada pertanggungjawaban,” katanya usai melakukan peninjauan lokasi tanggul yang jebol di DAS Sungai Plumbon Kelurahan Mangkang Kulon, kemarin malam.

Pilus, sapaan akrabnya, mengakui bahwa Perumahan Dinar Indah Kelurahan Meteseh merupakan daerah cekungan yang rawan banjir. Banjir yang berkali-kali terjadi di kompleks perumahan tersebut disebabkan oleh luapan air dari hulu Sungai Pengkol.

“Itu memang kelalaian pengembang (menjadikan kawasan cekungan sebagai perumahan). Ini juga perlu kita pertanyakan kenapa di cekungan tersebut kok masih bisa dikeluarkan izin,” ucapnya

Di sisi lain, Pilus juga mempertanyakan legalitas atau perizinan pendirian bangunan di daerah rawan bencana. Sangat disayangkan jika Pemkot Semarang memberikan izin kepada pengembang terkait pendirian bangunan di Perumahan Dinar Indah.

“Apakah itu ada izinnya atau tidak dari pengembang? Sehingga kasihan warga dan masyarakat yang membeli perumahan lokasi di sana,” ungkap politisi dari PDI Perjuangan tersebut.

Saat ditanya soal kabar bahwa pengembang perumahan sudah ketemu, Pilus mengaku tidak mengetahui informasi tersebut. Namun warga Perumahan Dinar Indah di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang sudah berkirim surat ke DPRD Semarang.

“Sampai sekarang saya belum tahu informasi itu. Cuma warga Dinar Indah sudah berkirim surat ke DPRD untuk mencari solusi supaya bisa mengatasi banjir itu,” imbuh Pilus.

Ia menceritakan, beberapa tahun lalu DPRD dan Pemkot Semarang sudah pernah mengajak warga untuk berdiskusi mengenai solusi persoalan banjir. Solusi yang ditawarkan, warga akan direlokasi ke tempat yang aman dari bencana.

“Waktu itu masih Pak Hendi (Wali Kota lama) sudah diajak rembukan bahwa warga harus direlokasi untuk dicarikan tempat yang nyaman karena tempat itu memang daerah rawan. Cuma warga belum bisa menerima relokasi,” katanya.

“Tapi harapan warga agar talud tersebut dipasang tiang panjang atau sheet pile, supaya kekuatannya lebih dan warga tetep bisa tinggal di situ. Itu keinginan warga seperti itu,” ungkap Pilus.

Berdasarkan informasi dari warga, pengembang Perumahan Dinar Indah sudah lama menghilang. Sejak pertama kali terjadi banjir pada tahun 2016, pengembang hilang jejak dan lepas tanggung jawab. Pengembang tidak ada kabar dan tidak berkomunikasi lagi dengan warga hingga sekarang.

Hal ini pun diakui oleh Ketua RT 06 RW 26 Perumahan Dinar Indah Meteseh, Patris Olla. Ia mengatakan, pengembang sejak 2016 sudah menghilang. Pihaknya mengaku sangat kecewa dengan pengembang yang lepas tanggung jawab.

Ia menuturkan, sejak banjir tahun 2016, pengembang menjanjikan akan melakukan upaya pembenahan tanggul di Sungai Pengkol. Namun nahasnya, tanggul belum dibenahi pengembang malah kabur hingga kini.

“Sejak 2016 banjir pertama itu sempat membantu warga juga, dikontrakkan rumah untuk mengungsi, dikontrakkan rumah selama 1 tahun. Janjinya saya kontrakkan sambil saya benahi tanggul segala macam lah,” ujarnya saat ditemui Indoraya pada pertengahan Februari lalu.

“Tanggul belum selesai dibangun itu dihajar banjir akhirnya pengembang menghilang sejak itu sampai hari ini. Tidak ada komunikasi sampai sejauh ini, tidak bisa,” ucap Patris Olla.

Share this Article
Leave a comment