Ad imageAd image

Tiga Faktor Elektabilitas Ganjar Turun, Di Antaranya Tangani Kemiskinan Jateng

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 641 Views
2 Min Read
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah mengalami penurunan sebagai Capres di Pemilu 2024.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan turunnya Elektabilitas Ganjar, salah satunya dia dinilai gagal dalam menangangi kemiskinan di Jateng.

Berdasarkan Survei terakhir LSI Denny JA, Ganjar Pranowo menempati posisi kedua di angka 31,9%. Sedangkan di Prabowo Subianto posisi teratas dengan suara 33,9%, lalu terakhir Anies, 20,8%.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan terdapat tiga faktor yang menyebabkan turunnya nama Ganjar di bulan Mei 2023 ini.

“Kami dari LSI Denny JA menemukan setidaknya ada tiga alasan kuat yang mempengaruhi mengapa elektabilitas Pak Ganjar menurun,” ujar Adjie dalam paparan survei, dikutip dari Kompas.com. Jumat (19/5/2023),

Adapun faktor turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo, pertama, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Sebanyak 72% publik kecewa atas pembatalan itu.

Pasalnya, Ganjar sebagai salah satu tokoh yang menolak Israel bermain di Indonesia. Kemudian publik menilai penolakan itu sebagai salah satu pertimbangkan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.

“Pernyaaan Pak Ganjar yang viral kemudian dikaitkan oleh publik menjadi penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah,” ujar Adjie.

“Oleh karena itu, siapa yang paling disalahkan, urutan pertama Pak Ganjar, urutan kedua Ibu Megawati, urutan ketiga PDI-P,” lanjut dia.

Selanjutnya, kedua, personality Ganjar disebut publik sebagai petugas partai saat dideklarasikan sebagai capres PDIP. Publik menilai Ganjar berada di bawah bayang-bayang partainya.

“Pak Ganjar dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena keputusan Pak Ganjar harus dikonsultasikan atau harus direstui oleh pihak yang memberi surat tugas, dalam hal ini Ketua Umum PDI-P,” kata Adjie.

Ketiga, Ganjar dinilai belum tuntas dalam menangani kemiskinan di Jateng. Pasalnya, Jateng merupakan provinsi termiskin kedua di pulau Jawa dengan presentase sebesar 10.98%. Angka itu, melampaui presentase rata-rata kemiskinan nasional.

“Sebagai gubernur dua periode Jawa Tengah, Pak Ganjar dianggap gagal menangani isu kemiskinan. Padahal, isu kemiskinan ini dalam survei yang kita lakukan dari tahun ke tahun adalah isu prioritas,” papar Adjie.

Share this Article
Leave a comment