Sebagai tempat penyimpan beragam peninggalan benda-benda yang mengandung nilai sejarah dan kebudayaan, museum diharapkan dapat menjadi media pembelajaran alternatif bagi peserta didik, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah Uswatun Hasanah saat menghadiri acara Pameran Logam Tematik Kuno Kini di Museum Ranggawarsita yang terletak di Kota Semarang, Selasa (14/06/22).
Bahkan ia menyebut bahwa warisan sejarah dan kebudayaan lokal merupakan porsi terbesar yang menanamkan nilai pendidikan karakter. Melihat fungsinya sendiri, museum sangatlah potensial dalam mewujudkan tujuan tersebut.
“Tidak bisa (proses belajar) berasal dari guru saja. Tapi juga lewat media lainnya, seperti Museum Ranggawarsita ini. Dari budaya kita belajar pendidikan karakter. Dan budaya adalah porsi terbesar dalam pembentukan karakter,” ujar Uswatun saat membuka acara tersebut.
Secara pribadi ia mengapresiasi adanya pameran itu. Bahkan ia mengaku terkesan dengan penampilan karawitan atau alat musik tradisional gamelan yang dimainkan oleh sejumlah pelajar SMA di kota Semarang.
“Saya mengapresiasi pameran ini dan ini dapat menjadi inisiasi yang dapat ditiru bagi museum-museum yang lain. Yaitu bagaimana membangun kebanggan terhadap peradaban bangsa zaman dahulu yang jauh sebelum saat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Museum Ranggawarsita Jawa Tengah Djoko N. Witjaksono menyatakan bahwa target utama pameran ini ialah generasi muda, khususnya pelajar sekolah dan mahasiswa.
Pameran logam yang digelar hingga 18 Juni ini juga melibatkan peserta didik di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang untuk menampilkan bakatnya dalam panggung ekspresi seni. Hal ini juga menjadi media anak-anak untuk mengenal dan menjaga kebudayaan lokal.
“Museum itu kan menyimpan beragam warisan budaya yang memiliki dua tugas. Yaitu sebagai menyimpan koleksi dan kedua mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat, salah satunya dengan adanya pameran ini,” katanya saat diwawancarai wartawan Indo Raya.
Selain itu, menurut Uswatun, diselenggarakannya pameran ini mengindikasikan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bahan logam. Sebagaimana logam ialah bagian dari peradaban manusia yang setiap masa memiliki fungsi berbeda-beda.
“Ini bagian dari kehidupan manusia sesuai kemanfaatan yang ada. Dulu awalnya logam untuk tradisi dan ritual pemujaan. Terus aksesoris para permaisuri kerajaan, terus berkembang sesuai dengan teknologi sekarang bisa sebagai bahan investasi,” kata Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret itu.
Ia berpesan, museum-museum yang ada di Jawa Tengah untuk terus melakukan perbaikan dan inovasi supaya dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang bisa mengenalkan warisan berharga bangsa Indonesia terhadap generasi muda.
“Diharapkan semakin dekat dengan masyarakat, menjadi bagian dari kecintaan dan kebanggan atas bangsa, jangan puas dan teruslah berinovsi,” tegasnya.