INDORAYA – Sebanyak 69 calon peserta didik baru terbukti menggunakan piagam yang telah dipalsukan agar lolos SMA/SMK negeri pada pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah (Jateng) tahun ajaran 2024/2025.
Hal ini berdasarkan hasil investigasi Tim Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Pemprov Jateng. Adapun sekolah yang dijadikan tujuan pendaftaran jalur prestasi ini semuanya tergolong SMA dan SMK negeri favorit di Kota Semarang.
Setelah melakukan klarifikasi berbagai pihak, 69 siswa itu merupakan lulusan SMP Negeri 1 Semarang. Sebenarnya sekolah meraih juara 3 dalam kejuaraan marching band di Malaysia, namun piagamnya dipalsukan menjadi juara 1 dan digunakan untuk mendaftar PPDB lewat jalur prestasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah mengatakan, 69 siswa SMPN 1 Semarang terbukti menggunakan piagam palsu. Dengan rincian, 65 siswa mendaftar di SMAN 65 dan 4 siswa di SMK negeri.
“Total calon peserta didik 69 yang diduga menggunakan piagam yang diragukan keabsahaannya, yaitu tersebar mendaftar SMAN 65 dan SMKN 4,” ungkapnya dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (10/7/2024).
Uswatun juga merinci sejumlah sekolah negeri yang dijadikan tujuan 69 siswa tersebut pasca lulus SMP. Semuanya tergolong sekolah favorit yang ada di Kota Semarang.
“Tersebar di SMAN 1 Semarang, SMAN 3 Semarang, SMAN 5 Semarang, SMAN 6 Semarang, SMAN 14 Semarang dan SMKN 6 Semarang dan SMKN 7 Semarang,” ucap dia.
Terkait hal ini, Pemprov Jateng membuat keputusan bahwa piagam palsu tersebut tidak bisa digunakan atau tidak dihitung sebagai poin penilaian PPDB Jateng lewat jalur prestasi.
Namun dia bilang, 69 siswa itu masih bisa melanjutkan proses PPDB yang saat ini masih dalam tahap daftar ulang. Namun perhitungannya hanya berdasarkan nilai rapor semester 1 sampai semester 5 di SMP terkait.
Saat disinggung soal nasib puluhan siswa tersebut, Uswaun bilang ada kemungkinan poin yang didapatkan akan turun dan digeser oleh siswa lain yang nilainya lebih tinggi. Ini juga tergantung apakah siswa melakukan daftar ulang di sekolah tujuan.
“Jalur prestasi utamanya adalah nilai rapor semester 1 sampai 5, apalah poinnya diturunkan belum tahu. Yang SMA belum semuanya daftar ulang, kami juga belum bisa menyampaikan mana yang bisa masuk dan mana yang tidak,” tandasnya.