INDORAYA – Peternak sapi di Kota Semarang harus merugi ratusan juta. Sebab, mereka harus menyembelih sapi-sapi ternak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal itu dialami peternak yang tergabung di Kelompok Tani Rejo Makmur di Gunungpati Kota Semarang.
Sapi-sapi itu dipotong sebagai solusi agar peternak tak rugi dobel. Sebagaimana diketahui, PMK ini menyerang hewan berkuku belah dan membuat sapi maupun kambing enggan makan.
Salah satu anggota Kelompok Tani Rejo Makmur, Sutikno mengaku memiliki 21 sapi. Celakanya hanya 3 sapi yang masih aman dari PMK. Sementara 19 ekor lainnya terkena PMK.
Dari 19 ekor milinya, empat sapi terpaksa di potong. Sebelum melakukan hal itu, Sutikno mengaku sudah mencoba berbagai cara agar sapi-sapi miliknya kembali sehat dan memiliki nafsu makan tinggi.
Mulai dari memanggil dokter hewan hingga memberikan minuman herbal semacam jamu.
“Kalau yang terjangkit biasanya saya kasih jamu-jamuan terlebih dahulu atau juga dipanggilkan mantri dan laporan dinas. Kalau tidak tertolong ya potong paksa,” tuturnya, Minggu (26/6/2022).
Daging dari sapi-sapi yang dipotong itu saat dijual pun hanya laku di bawah standar. Sehingga dirinya tetap merugi.
Sebagai perbandingan, jika biasanya sapi sehat berharga Rp 23 jutaan maka turun menjadi Rp 16 juta. Sapi seharga Rp 27,5 juta bisa turun menjadi Rp 17,5 juta. Bahkan hal yang sama terjadi pada sapi-sapi di atas harga Rp 30 juta.
Hal yang sama dirasakan oleh Nur Salim. Bahkan semua sapi miliknya terserang PMK sejak seminggu lalu.
“Dari 8 sapi terserang PMK Semua, itu sejak satu minggu kurang,” ujar Nur salim.
Karena mendapatkan informasi bahwa PMK tidak bisa di sembuhkan, dia terpaksa memotong semua sapi miliknya dan dijual hanya berbentuk daging saja.
“Katanya belum ada obat untuk PMK, dan kebanyakan sapi tak tertolong. Sebelum telanjur, dipotong semua dan dijual dagingnya,” kata Nur Salim. (ANG)