INDORAYA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Uswatun Hasanah turut prihatin atas peristiwa tawuran antar kelompok atau gangster yang melibatkan remaja di Kota Semarang pada Senin 16 September 2024 lalu.
Dia mengaku baru mengetahui peristiwa tawuran antar remaja itu melalui sosial media sosial instagram. Pihaknya telah meminta cabang dinas wilayah Semarang untuk mencari informasi lanjutan apakah yang remaja terlibat statusnya ialah pelajar di satuan pendidikan.
“Saya baru melihat itu tadi di Instagram, jadi kami belum menerima laporan dari sekolah-sekolah, dari polsek pun belum menerima, dari cabdin juga saya minta mereka belum menerima,” kata Uswatun saat dihubungi wartawan, Kamis (18/9/2024).
Dari peristiwa ini, pihaknya meminta orang tua untuk tidak melupakan tugasnya dalam menjaga dan mengawasi anak-anak. Khususnya ketika anak-anak sudah berada di luar sekolah. Uswatun menilai, pendidikan pertama berasal dari orang tua.
“Upaya pencegahannya adalah semuanya harus bergandengan tangan, harus rukun untuk bisa saling mencegah. Pendidikan pertama kan orang tua, sekolah itu untuk anak mendapatkan hard skill dan soft skill, tapi selama dia di sekolah,” ungkap dia.
Meski begitu, mengarahkan dan mengawasi anak-anak menurutnya menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. Pasalnya anak-anak ialah generasi bangsa yang diharapkan dapat membawa perubahan di masa depan.
“Anak-anak ini kan daya nalarnya kurang matang, maka menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat untuk bisa menjaganya, kita berharap anak-anak ini kan sehat. Bertumbuh kembang sehat lahir batin, kemudian memiliki masa depan yang baik ya,” ujar Uswatun.
Dia mengaku pihaknya telah bersinergi dengan stake holder lain berkomitmen untuk mencegah adanya aksi perundungan hingga kekerasan di sekolah melalui berbagai program yang sudah berjalan sampai saat ini.
Di antara program tersebut yaitu membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), Aksi Gotong Royong Mencegah Kekerasan dan Perundungan (Ayo Rukun) dan program zero bullying dari Polda Jateng.
“Gerakannya juga semuanya cukup masif, hanya memang kasus seperti ini tidak bisa diselesaikan dalam satu tindakan ekstasi pencegahan saja. Saran saja, nasihat saja tidak, tetapi juga harus dikolaborasikan dengan masyarakat,” tegas Uswatun.
Lebih lanjut Disdikbud Jateng juga mendorong peran aktif dari orang tua dalam memantau dan mengawasi pergerakan anaknya. Selain itu, saat libur panjang orang tua juga diimbau untuk menghabiskan waktu bersama anak.
“Jadi kan Hp itu kan sekarang ada fitur shareloc ya contoh misalnya oke kamu boleh ke mana-mana, boleh ke sini tapi live location dulu. itu komitmen kalau nggak, nggak kan harus tegas. Ngagk ya nggak boleh gitu,” tandas Uswatun Hasanah.
[Rep. Gita Fajriyani/Red. Ananda Delina]