INDORAYA – DPRD Kota Semarang mendorong Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk segera melakukan normalisasi Sungai Plumbon. Normalisasi sungai tersebut dinilai menjadi solusi yang tepat untuk mencegah meluasnya dampak banjir di daerah Mangkang Kecamatan Tugu.
“Memang sebelumnya di sini (Kelurahan Mangkang) rawan (banjir) juga. Sungai Plumbon memang harus dinormalisasi,” kata Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman saat menjinjau lokasi tanggul yang jebol di DAS Sungai Plumbon Kelurahan Mangkang Kulon, kemarin malam.
Sebelumnya, tanggul sepanjang 10 meter di DAS Sungai Plumbon, tepatnya di RT 01 RW 01 Kelurahan Mangkang Kulon jebol pada Kamis (2/4/2024) malam kemarin. Tanggul tidak kuat menahan debit air lantaran hujan deras yang mengguyur dari pagi hingga sore.
Dari kejadian tersebur, air meluap dan masuk ke permukiman. Air dari Sungai Plumbon juga sempat menggenang rumah warga. Dilaporkan ada sebanyak 30 KK dan 20 rumah terdampak. 11 rumah dilaporkan terdampak parah karena kemasukan air dan lumpur.
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengatakan bahwa Kelurahan Mangkang merupakan salah satu wilayah rawan banjir. Terlebih ketika memasuki musim hujan, air dari Sungai Plumbon seringkali meluap dan masuk ke permukiman warga.
Mengatasi hal tersebut, ia menilai dibutuhkan solusi jangka panjang berupa normalisasi Sungai Plumbon. Menurutnya, penambalan, pembuatan tanggul darurat, dan peninggian tanggul, belum menjadi solusi jitu untuk membebaskan Mangkang dari banjir.
“Kalau peninggian bukan solusi menurut saya. Ini kan sifatnya sementara, kalau sedimentasinya kan semakin tinggi. Maka satu satunya solusi terbaik ya normalisasi Sungai Plumbon,” ungkap Pilus, sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, DPRD Kota Semarang mendorong BBWS Pemali Juana Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan normalisasi Sungai Plumbon. Rencananya tahun ini proyek normalisasi sungai akan dimulai.
“Untuk menangani ini ya harus dinormalisasi. Kalau hanya tambal sulam talud ini jadi ancaman buat warga. Tapi Alhamdulillah dari Pak Menteri (Menteri PUPR Basuk) waktu ke sini kunjungan dua bulan lalu sudah kelihatan Sungai Plumbon akan dinormalisasi. Kalau nggak salah di tahun ini akan dinormalisasi,” ucapnya.
Sementara menunggu normalisasi, Pilus meminta tanggul yang jebol di Kelurahan Mangkang Kulon dibenahi terlebih dahulu. Tanggul darurat dari sandbag dan terucuk bambu perlu dibuat untuk melindungi warga dari banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Tapi kan sebelum dinormalisasi kan harus dibenahi dulu, paling tidak harus dilakukan pemasangan batu lagi pondasi. Ini supaya warga merasa aman dan nyaman,” kata politikus PDI Perjuangan tersebut.
“Paling tidak buat tanggul darurat dulu dari BBWS untuk diberikan trucuk sama dam berisi pasir. Sekaligus saya minta ini dipasang pondasi dulu sambil dinormalisasi,” ungkap Pilus.
Pasca tanggul tersebut jebol, BBWS Pemali Juana berupaya membuat tanggul darurat. Pada Jumat (03/03/2023) siang, petugas lapangan BBWS Pemali Juana datang ke lokasi jebolnya tanggul yang terletak di Jalan Kyai Gilang, Kelurahan Mangkang Kulon.
Petugas Lapangan BBWS Pemali Juana, Ahmad Arifin mengatakan bahwa pihaknya telah merencanakan perbaikan darurat dengan membangun tanggul sementara. Nantinya tanggul dibangun menggunakan kesdam atau sandbag dan terucuk bambu tepat di tepi sungai.
“Rencana perbaikan kita darurat dengan trucuk bambu, dan sandbag dari sisi dalam kalau-kalau ada banjir susulan. Baru kalau sudah kita bangun talud permanen dengan batu,” katanya di lokasi, RT 01 RW 01 Kelurahan Mangkang Kulon, Jumat (03/03/2023).
BBWS Pemali Juana berencana memperbaiki dua titik. Yaitu tanggul yang jebol berukuran sepanjang 10 meter dan tanggul yang terindikasi kritis sepanjang 3 meter. Pada hari ini, petugas dan peralatan pendukung juga sudah diturunkan.
“Kita bongkar kita perkuat kembali, karena umur juga. Akan ada dua titik, yang akan kami buatkan perbaikan darurat. Kita mulai bekerja saat ini, yang kita usahakan dalam seminggu kedepan bisa selesai,” ungkap Arifin.