Tanggapi Keluhan PKL KIW, Walkot Semarang Beli Dagangan dan Bagikan ke Masyarakat

Dickri Tifani
728 Views
2 Min Read
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti saat menemui para PKL KIW, di lantai 8 Gedung Moch Ichsan Balai Kota Semarang, Rabu (5/3/2025). (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti merespon keluhan dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW).

Agustina menyampaikan bahwa pihaknya akan membeli dagangan mereka yang terhalang untuk berjualan di kawasan tersebut.

Dia menilai langkah ini sebagai solusi sementara, sembari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus melakukan negosiasi dan komunikasi untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang ada.

“Kita petakan masalah tapi dari masalah itu kita harus memberi relaksasi kontribusi dan solusi masalah mereka,” tutur Agustin, seusai dirinya menerina audiensi dengan PKL KIW, di Lantai 8 Gedung Moch Ichsan, Balai Kota Semarang, Rabu (5/3/2025).

Agustina menjelaskan bahwa tanggung jawab Pemkot Semarang adalah memberikan solusi bagi PKL yang memerlukan tempat untuk berjualan.

Namun, masalah ini terkait dengan keberadaan kawasan industri. Oleh karena itu, ia berencana mengadakan negosiasi dan komunikasi intensif, dengan menugaskan lurah, camat, dan Dinas Perdagangan untuk mencari penyelesaian yang tepat bagi permasalahan tersebut.

“Namun, dalam masa itu tidak bisa selesai satu dua hari. Pasti lama karena itu kawasan yang punya ketentuan tertentu,” katanya.

Meski demikian, persoalan pedagang tidak bisa berjualan menjadi hal yang urgen untuk segera dicari solusinya. Oleh karena itu, dia meminta pedagang tetap menyiapkan dagangan. Nantinya, Pemerintah Kota Semarang akan membeli dagangan mereka sebanyak 40 porsi setiap pedagang.

“Tapi bagi saya yang urgent hari ini mereka tidak bisa jualan. Jadi, saya minta mereka tetap memasak, jualan, lalu saya beli, pemkot yang beli,” ucapnya.

Makanan tersebut, lanjut Agustina, akan dibagikan kepada masyarakat. Menurutnya, berbagi menjadi upaya yang tepat di bulan Ramadan.

“Kan ini bulan Ramadan, waktunya berbagi. Ini ada nasi bungkus, nasi rames, karena dijual di kawasan, pasti rasanya enak juga. Lalu, kita bagikan. Ini solusi sementara dari kami karena kawan-kawan PKL tidak bisa jualan sampai berapa hari belum tahu,” pungkasnya.

Share This Article