Ad imageAd image

Tanggapi Kasus KDRT di Sendangguwo, Pemkot Semarang Janji Penuhi Kebutuhan Keluarga Korban

Dickri Tifani
By Dickri Tifani 14 Views
3 Min Read
Wali Kota Semarang, Ita berjanji untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga korban yang tewas akibat KDRT. (Foto: Dokumen untuk Indoraya)

INDORAYA – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu turut menanggapi nasib tragis yang menimpa Arisa Ariani (22), warga Jalan Sendangguwo Selatan RT 15 RW 02, Kelurahan Sendangguwo, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) itu dibunuh oleh sang sumianya akibat diduga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Senin (28/8/2023) dini hari.

Dalam kasus tersebut, Ita begitu sapaan akrab Wali Kota Semarang ini berjanji untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga korban yang tewas akibat KDRT.

Pernyataan Wali Kota Semarang yang berjanji hal tersebut disampaikan saat mengunjungi keluarga korban di Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Senin (28/8/2023).

Orang nomor satu di Kota Semarang tersebut mengaku sedih dan prihatin atas kejadian KDRT di wilayahnya. Pihaknya juga akan ikut mendampingi anak-anak korban di RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) untuk mendapat penanganan lebih lanjut dari psikolog.

“Ada beberapa luka akibat penganiayaan di tubuh korban. Langkah pertama si suami harus diproses hukum karena sudah menghilangkan nyawa istrinya. Anak-anaknya juga akan didampingi tim psikolog dari RDRM karena si anak menyaksikan kejadian tersebut,” ujar Ita, kepada wartawan di rumah korban.

Ita pun segera melakukan gerak cepat dengan berkoordinasi dengan Camat Tembalang dan Lurah Sendangguwo dalam upaya membantu menangani kebutuhan ekonomi dari keluarga korban.

Terlebih lagi, anak korban masih bersekolah yang perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Semarang.

“Karena memang kondisi ekonomi, kami juga sudah meminta kepada pak Camat, kepada bu Lurah untuk segera menangani kebutuhan-kebutuhan baik anaknya, karena ada yang sudah sekolah, maupun juga dari keluarganya karena saya juga dapat informasi, ibunya korban sendiri karena korban anak tunggal. Ini yang kita perlukan bagaimana penanganannya,” tutur Ita.

Selanjutnya, dirinya mengimbau dan mengajak perempuan-perempuan yang mengalami KDRT agar tidak takut melaporkan kejadian yang dialami kepada pihak kepolisian.

Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut kembali menegaskan bahwa dirinya akan terus bersama dengan perempuan-perempuan yang mengalami KDRT.

“Kami juga minta kepada para perempuan, agar bisa menyuarakan kalau terjadi KDRT laporkan. Kita ada di belakang ibu-ibu semua, para perempuan. Sehingga tidak ada seperti ini, karena kalau terjadi kasihan anak-anak yang ditinggalkan, kasihan keluarganya. Harapannya tidak akan terjadi lagi penganiayaan,” tandasnya.

Sebagai informasi, pasangan suami istri tersebut memang berulang kali ribut dan kedapatan adu mulut. Korban yang juga merupakan istri pelaku tersebut meninggal dunia dengan sejumlah luka lebam di bagian kepala dan badan.

Sebelum kejadian tersebut, banyak masyarakat yang menyarankan agar korban melaporkan suaminya karena sudah melakukan KDRT. Tetapi korban terus menolak karena mendapat ancaman dari suaminya.

Share This Article
Leave a comment