INDORAYA – Pemerintah Kota Semarang menunjukkan komitmen kuat dalam mengatasi persoalan stunting. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif lintas sektor dan transformasi budaya masyarakat menjadi kunci dalam upaya pencegahan dan penurunan kasus stunting.
Hal tersebut disampaikan Agustina saat menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Inovasi untuk Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting”, yang berlangsung di Hotel Gets Semarang pada Selasa (15/4/2025).
Dalam pemaparannya, Agustina menyampaikan bahwa meski sempat terjadi kenaikan angka kasus stunting dari 1,04% di Januari menjadi 2,75% di Februari 2025—yakni sekitar 2.194 kasus—secara umum tren prevalensi sejak 2019 menunjukkan penurunan yang signifikan. Dari sebelumnya 29,7%, angka stunting telah ditekan hingga 10,4% pada 2023.
“Stunting bukan hanya soal kurang gizi, ini menyangkut masa depan generasi. Oleh karena itu, tidak bisa ditangani oleh pemerintah sendiri, harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan semua lapisan masyarakat,” tegasnya.
Agustina juga menyampaikan bahwa penurunan angka stunting menjadi pondasi penting bagi masa depan anak-anak. Ia menilai bahwa perkembangan fisik dan psikologis anak harus dipastikan optimal sejak dini, karena akan berdampak besar terhadap kualitas hidup mereka di masa mendatang.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkot Semarang sedang menyiapkan regulasi pendukung seperti penyusunan Peraturan Wali Kota dan pembaruan Surat Keputusan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tahun 2025 ini.
“Upaya yang kita lakukan belum boleh berhenti meski sudah menunjukkan hasil. Pencegahan stunting harus menjadi kebiasaan hidup, bukan semata program pemerintah. Ini tugas bersama, dari tokoh masyarakat, sektor swasta, hingga keluarga,” ucapnya.
Pemkot Semarang sendiri telah menginisiasi sejumlah program inovatif guna mempercepat penanganan stunting, di antaranya TUGU MUDA, SANPIISAN, Pelangi Nusantara, Daycare Rumah Pelita, DASHAT, hingga platform digital Web Siaga Stunting. Seluruh inisiatif ini dilakukan secara terpadu bersama mitra lintas sektor, termasuk dukungan dari Tanoto Foundation.
Kegiatan talkshow ini turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan seperti fasilitator provinsi SKPP, perwakilan Bappeda Provinsi Jawa Tengah, dan sejumlah narasumber dari kabupaten/kota lain yang telah menunjukkan capaian positif dalam percepatan penurunan stunting.
Tanoto Foundation sendiri telah berperan aktif melalui program seperti Rumah Anak SIGAP, pelatihan PMBA, strategi komunikasi untuk perubahan perilaku, serta kampanye publik yang menyasar peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan stunting sejak dini.