Ad imageAd image

Tak Menyesal Usai Mutilasi Majikan, Pakar Sarankan Kejiwaan Husen Diperiksa: Bisa Jadi Dia Psikopat

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 680 Views
3 Min Read
Muhammad Husen (28) tersangka kasus mutilasi dan pengecoran pemilik depot air minum isi ulang AHS Arga Tirta Semarang saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polrestabes Semarang Rabu (10/5/2022). (Foto: Athok Mahfud)

INDORAYA – Muhammad Husen (28), pegawai depot air isi ulang AHS Arga Tirta Semarang yang ditetapkan sebagai tersangka kasus mutilasi dan pengecoran jenazah majikannya, Irwan Hutagalung (53) di Jalan Mulawarman Raya, Kecamatan Banyumanik, dinilai memiliki perilaku yang tidak wajar.

Hal ini lantaran Husen sempat tidak menyesal dan tidak meminta maaf atas perbuatan kejam yang dilakukannya. Pakar Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Budi Wicaksono menyarankan agar kondisi kejiwaan Husen yang dianggap aneh itu segera diperiksa.

“Orang ini enggak ada minta maaf, takut, dan malah ketawa. Saya memang tidak selalu benar, tapi dari saya mempelajari mimik muka ini orang mengerikan. Sudah aneh dan gak wajar. Mending kirim ke psikiater dulu, sesegera mungkin,” katanya saat dihubungi via WhatsApp, Senin  (15/5/2023).

BACA JUGA:   Rombongan Biksu Thailand Singgah di Vihara Buddhadipa Semarang, Minum Es Degan untuk Melepas Dahaga

Menurut Budi, rujukan untuk membawa tersangka ke psikolog maupun psikiater diperlukan untuk mengetahui gangguan kejiwaan yang dialami Husen. Ia berpandangan, kemungkinan Husen adalah psikopat atau mengidap skozofrenia.

“Mungkin bisa jadi dia psikopat, atau penderita skizofrenia. Orang skizofrenia itu sering mendengarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada suaranya,” ungkapnya.

“Seperti mendengar saya mau dibunuh, dengarnya gitu, jadi sebelum dibunuh saya bunuh dulu. Berubah-ubah pikirannya setiap waktu. Bisa jadi dia berkepribadian ganda,” imbuh Budi.

Pasalnya selama pengungkapan kasus, Budi melihat banyak sikap aneh dan tidak wajar yang ditunjukkan Husen saat membunuh bosnya. Termasuk kebodohannya saat mencoba menutupi pembunuhan.

BACA JUGA:   Musim Hujan, Warga Mangkang Wetan Semarang Takut Banjir Kembali Datang

Selain itu, Budi menilai Husen tidak memiliki rasa empati sedikit pun kepada bosnya dan justru malah mengaku puas usai membunuh. Keanehan lainnya yakni usai memutilasi korban, Husen menenggak miras dan mencuri uang korban untuk menyewa PSK.

Atas perilaku yang dilakukan Husen tersebut, Budi mengaku prihatin. Menurutnya, latar belakang pendidikan dan kehidupan sebelumnya yang menjadikan Husen bersikap aneh dan tidak wajar seperi itu.

“Kasihan dia itu. Dia tidak mendapat pendidikan yang baik dan benar, yang normal dari orang tua dan lingkungannya. Kalau dia dimarahi dan dipukuli bosnya duluan, apa perlu membunuh? Pergi aja, pulang kan selesai. Kalau bales, ya pukul aja kelahi. Bukannya bunuh,” ucapnya.

BACA JUGA:   Dinner Spesial Imlek di Metro Park View Hotel Kota Lama Semarang, Pratikno: Antusias Meriah

Menurutnya, kondisi kejiwaan Husen perlu diperiksa. Hal ini juga untuk mengungkap fakta di balik kasus tersebut. Proses penyidikan kepolisian perlu mengetahui kondisi kejiwaan tersangka lebih dahulu. Ada kemungkinan Husen juga seorang korban.

“Kalau langsung penyidikan bisa lebih mudah, tapi belum tentu kebenaran hakikinya terungkap. Dia itu juga korban kehidupan masyarakat, mungkin dia gak pernah dididik gak boleh bunuh orang kalo diganggu,” tandas Budi.

Share this Article
Leave a comment