Tahu Bakso Udang, Kuliner Khas Semarang yang Familiar Berkat Pandemi

Athok Mahfud
36 Views
5 Min Read
Pameran UMKM yang digelar mulai 3 hingga 8 Juli tersebut sebagai ajang untuk memeriahkan Pekan Special Olympics Nasional (Pesonas) 2022 di Kota Semarang.  (dok. Athok Mahfud)
INDORAYA – Membicarakan Kota Semarang tentunya tidak dapat dilepaskan dari lumpia. Makanan khas berisi rebung ini bahkan sudah menjadi ikon yang membuat ibu kota provinsi Jawa Tengah tersebut terkenal dengan sebutan Kota Lumpia.

Namun apakah hanya lumpia saja makanan khas asal Semarang? Tentu saja tidak, pasalnya ada beragam kuliner andalan yang bisa dijumpai di setiap pusat oleh-oleh di kota ini. Salah satunya yang tidak kalah enak yaitu tahu bakso.

Di Kota Semarang ada salah satu UMKM yang memiliki inovasi dalam produksi tahu bakso. Jika pada umumnya tahu bakso menggunakan daging sapi atau ayam, namun yang satu ini berbeda dari lainnya.

Berpusat di Kelurahan Kaliwiru Kecamatan Candisari, Christina Agustina menggagas lahirnya tahu bakso udang. Awalnya ia hanya iseng-iseng belaka membuat tahu bakso dari udang, namun ternyata hal itu menjadi inovasi tersendiri.

Memulai usaha pada tahun 2017, perempuan berusia 36 tahun itu mengaku khawatir kalau produknya tidak laku karena belum ada di pasaran. Akan tetapi ia mencoba menjajakannya kepada tetangga sekitar, saudara, dan kerabatnya.

“Meskipun sudah lima tahun tapi ini satu-satunya di Semarang. Inovasi baru, belum ada di pasaran,” kisahnya menjelaskan keunggulan produk usahanya.

Sebenarnya tidak hanya tahu bakso saja, Christina juga menjual bandeng presto dan lumpia. Namun di antara makanan khas Semarang, tahu bakso udang inilah yang paling banyak diminati orang.

Tidak hanya dari kota Semarang dan sekitarnya saja, distribusi tahu bakso udang tersebut bahkan sudah sampai ke luar provinsi.

“Sudah merambah ke luar, kita juga punya reseller di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta,” ungkapnya saat ditemui wartawan Indo Raya, Rabu (06/07/22).

Dalam pembuatan tahu bakso ini, Christina dibantu oleh suaminya, Erel. Setiap hari mereka bisa memproduksi 1000 pcs tahu bakso udang untuk dipasarkan.

Adapun proses pembuatannya yaitu dimulai dari tahu putih yang direndam menggunakan bumbu dan rempah pilihan. Setelah 2 sampai 3 jam direndam, tahu putih itu lalu dipanaskan di penggorengan.

“Setelah itu diisi tahunya dengan bakso yang terbuat dari adonan udang yang seger juga,” katanya. Udang tersebut biasanya dibeli di Pasar Kobong, tempat penjualan hasil tangkapan laut yang terkenal di Semarang.

Setelah diisi dengan adonan udang, selanjutnya dimasak, boleh dikukus maupun digoreng. “Kalau dikukus sebenarnya sudah bisa dimakan, kalau kita jualnya kukus nanti digoreng lagi sama pembelinya,” ujarnya.

Pandemi Bikin Untung

Jika kebanyakan orang mengeluh dan merasa kesusahan secara ekonomi karena adanya pandemi, Christne dan Erel justru malah bersyukur. Pasalnya jumlah pesanan tahu bakso udangnya meningkat sejak saat itu.

Awalnya Erel memang bingung terkena PHK dari perusahannya. Belum sempat terpikir mencari pekerjaan lain, lelaki berusia 38 tahun itu memilih membantu mengembangkan bisnis istrinya.

“Jadinya saya ikut bantu-bantu produksi, pemasaran, buat iklan-iklan di media sosial,” kata Erel singkat.

Kedua pasangan suami-istri itu pun mulai serius mengembangkan usaha tahu bakso udang. Apalagi masalah finansial menjadi hal urgen dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang dikaruniai satu anak tersebut.

Sejak adanya pandemi, penjualan tahu bakso udang mengalami peningkatan. Menurut Erel hal tersebut dipengaruhi oleh kebijakan PPKM yang melarang masyarakat keluar rumah.

“Kan PPKM gak boleh keluar rumah, malah bagus soalnya orang-orang pada nyetok makanan. Malah rame semakin ke sini semakin banyak yang ngerti ada tahu bakso udang,” lanjutnya.

Dalam mengenalkan produk UMKM, mereka berdua mempromosikannya melalui media sosial @tahubaksoudang_semarang. Media sosial juga dinilai membantu dalam pemasaran.

Tidak hanya itu, kuliner tersebut juga sering memeriahkan beberapa even pemeran. Salah satunya yaitu pameran dalam rangka memeriahkan ajang olahraga Pesonas 2022 yang digelar di Halaman Gubernur Jawa Tengah pada 3 hingga 8 Juli baru-baru ini.

“Meskipun di pameran walaupun ga habis, tapi minimal banyak orang yang tahu kalau ada tahu bakso udang yang beda dari lainnya,” ujar Christina saat ditemui di stannya waktu itu.

Dengan harga kisaran Rp 30.000 per bungkus, tahu bakso udang khas Semarang tersebut bisa menghasilkan omzet yang mencapai Rp 15.000.000 dalam satu bulannya.

Adanya perhatian khusus dari Pemerintah Kota Semarang terhadap UMKM sejak pandemi juga sangat membantu mengembangkan bisnis kuliner tersebut.

Erel berharap, produk UMKM yang menonjolkan kekhasan Kota Semarang ini bisa semakin mendapatkan dukungan dari pemerintah. Pasalnya hal ini juga sebagai upaya mengenalkan produk-produk khas Semarangan.

“Semoga pemerintah lebih memperhatikan UMKM yang masih baru dan belum dapat perhatian khusus. Di bawah sana masih banyak yang berpotensi namun kurang perhatian,” ungkapnya.

Share This Article