INDORAYA – Berdasarkan hasil Survei Nasional Poltracking Indonesia, elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden tertinggi di antara bacapres lainnya dan mencapai 38,9 persen pada periode 3-9 September 2023.
“Survei per 3-9 September menunjukkan Prabowo mendapatkan 38,9 persen, Ganjar Pranowo 37,0 persen dan Anies Baswedan 19,9 persen,” kata Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi dalam Rilis Temuan Survei Nasional Poltracking Indonesia, Sabtu (7/10/2023).
Arya mengatakan nama Prabowo terus naik signifikan dalam data survei mereka sejak Juli hingga September 2023. Elektabilitas Prabowo naik 1,4 persen dari 37,5 persen dalam rentang tersebut.
Kendati begitu, elektabilitas Ganjar dan Anies juga tercatat mengalami kenaikan dalam kurun waktu yang sama.
Suara Ganjar pada Juli berada di angka 35,9 persen, naik menjadi 37 persen pada September. Sementara Anies melambung dari 15,3 persen menjadi 19,9 persen.
“Di Ganjar Pranowo kenaikan ada di angka sekitar 1,1 persen, kemudian yang agak lumayan Anies Baswedan itu kenaikannya di angka sekitar 4 persen,” ungkap Arya.
“Jadi praktis dari 3 capres yang agak lumayan naik Anies Baswedan. Jika kita tahu, di satu atau dua hari sebelum pengambilan data, ada deklarasi cawapres bagi Anies Baswedan, dan data survei merekam itu dan dia mengalami kenaikan,” katanya.
Survei Poltracking juga mencatat tren elektabilitas Prabowo naik pada periode Oktober 2021 sampai September 2023.
“Prabowo cenderung stabil dan naik secara konsisten meskipun agak landai dari 2021 sampai 2022. Kemudian mulai naik di awal tahun politik di 2023 ketika dirinya mulai mendekatkan diri secara intensif kepada Jokowi,” kata Arya.
Dalam kurun waktu serupa, suara Ganjar Pranowo juga cenderung mengalami kenaikan, meskipun sempat anjlok pada April 2023. Saat itu, Ganjar ‘dirujak’ usai menolak timnas Israel berlaga di Indonesia.
Beda dengan dua bacapres lain yang mengalami eskalasi, Anies justru cenderung fluktuatif. Hal itu lantaran pada 2021, belum ada gambaran apakah eks Gubernur DKI Jakarta itu bakal maju sebagai presiden atau tidak.
Anies saat itu cuma mengantongi 18 persen suara, berdasarkan catatan survei Poltracking.
“Kemudian dia mengalami kenaikan ketika ada deklarasi, sekitar bulan Oktober ada deklarasi dari NasDem pencalonan Anies Baswedan, kartunya kemudian naik lagi mendekati angka 30 persen. Beberapa bulan kemudian cenderung landai dan cenderung menurun, bahkan mengalami titik terendah di bulan Juli,” tutur Arya.
Meski Anies sempat turun, elektabilitasnya kembali naik setelah Juli. Suaranya kini berada di angka 19,9 persen, masih berselisih jauh dari dua bacapres lain yang mencapai lebih dari 35 persen.
Survei Poltracking Indonesia melibatkan 1.220 responden yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling). Ambang kesalahan kurang lebih 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.