INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menargetkan realisasi investasi pada tahun 2023 mencapai Rp 65,7 triliun. Hingga triwulan III, realisasi telah tercapai Rp 41,29 triliun.
Pemprov Jateng masih memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk mengejar target tersebut. Bahkan Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari menyatakan, target realisasi investasi yang ingin dicapai melebihi Rp 65 triliun.
Untuk mewujudkannya, pihaknya membuka akses selebar-lebarnya peluang investasi dengan kegiatan regular dan non regular promosi investasi. Yaitu Central Java Invesment Business Forum (CJIBF), event Road to CJIBF, event Side to CJIBF.
“Dimana ini mengundang pelaku usaha, calon investor dalam dan luar negeri, asosiasi pelaku usaha, pengelola kawasan industri, instansi terkait termasuk Bank Indonesia, Kementerian Investasi/BKPM dan stake holder lainnya,” katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (10/11/2023).
Kemudian menyusun dan mempromosikan proyek yang siap ditawarkan (Investment Project Ready to Offer) dan peluang usaha di Jateng ke kedutaan negara-begara di Jakarta, berbagai Asosiasi Pengusaha Indonesia, dan Asosiasi Pengusaha Negara Tertentu.
Upaya lain untuk mengejar target investasi, Pemprov Jateng juga intens melakukan pertemuan dengan pelaku usaha yang akan relokasi atau mengembangkan usahanya di Jawa Tengah.
“Melakukan pertemuan intens (one on one meeting) dengan calon investor yang telah menyatakan kepeminatan dengan Letter of Intens (LoI) investasi di Jawa Tengah, yang selanjutnya dilakukan pendampingan dan pengawalan untuk realisasi investasi,” kata Sakina.
“Termasuk melakukan pertemuan dengan instansi pusat yang berwenang ketika pelaku usaha menemui kendala dalam proses investasi baik perizinan maupun lainnya,” imbuhnya.
Sakina membeberkan sejumlah peluang investasi di Jateng. Menurutnya, ada sejumlah faktor pemicu ketertarikan pelaku usaha menanamkan modalnya. Salah satunya karakter dan kualitas tenaga kerja di Jateng.
Selanjutnya infrastruktur pendukung investasi yang meliputi akses jalan, bandara, pelabuhan, kereta api, listrik, gas, air. Pelayanan perizinan yang terbuka menerima konsultasi, pendampingan kepeminatan, dan pengawalan investasi yang intensif juga membuat pelaku usaha tertarik berinvestasi di Jateng.
Sakina optimis bahwa investasi Jateng akan terus tumbuh. Hal ini ditunjukkan dengan bukti bahwa hampir setiap minggu DPMPTSP menerima kunjungan calon investor dari berbagai negara.
“Antara lain Korea Selatan, Taiwan, China, Vietnam, Hongkong serta dari dalam negeri yang konsultasi terkait lokasi investasi baik di Kawasan Industri maupun Kawasan Peruntukan Industri Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah,” katanya.
Dia bilang, kawasan Industri di Jateng sampai dengan saat ini terdapat delapan dengan ketersediaan sarana prasarana yang memadai. Serta kawasan peruntukan industri yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota se-Jateng.
“Aa 6 enam kawasan industri yang menjadi andalan Jawa Tengah yaitu Grand Batang City (KIT Batang), Batang Industrial Park, Aviarna Industrial Park, Kawasan Industri Kendal, Jateng Land Industrial Park, dan Kawasan Industri Cilacap,” tandas Sakina.