INDORAYA – Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 2, Ahmad Luthfi mengungkapkan strateginya mendorong generasi milenial di Jateng untuk terjun menjadi petani muda. Hal itu disampaikan Luthfi dalam debat kedua Pilgub Jateng.
Dalam menjawab pertanyaan dari rivalnya, Andika Perkasa mengenai strategi mendorong petani milenial, Ahmad Luthfi menekankan pentingnya inovasi, kolaborasi, dan pendekatan kreatif untuk mengatasi tantangan dalam sektor pertanian.
Dengan memanfaatkan program Kartu Zilenial dan konsep 1.000 Desa Wisata, Luthfi berkomitmen menggerakkan generasi muda di bidang agrikultur sebagai wujud nyata dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mengamanatkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional.
Luthfi menyatakan bahwa partisipasi generasi muda di bidang pertanian perlu didorong dengan program yang mampu menarik minat dan menyesuaikan dengan gaya hidup mereka.
“Rata-rata anak muda sekarang tidak ingin mengikuti pekerjaan orang tua mereka di bidang pertanian. Mereka cenderung mencari jalan instan,” ujar Luthfi di debat kedua Pilgub Jateng di MAC Ballroom Kota Semarang, Minggu (10/11/2024).
Oleh karena itu, ia mencetuskan program Kartu Zilenial sebagai bentuk dukungan bagi petani milenial untuk mendapatkan akses pada kursus keterampilan, bantuan finansial, dan fasilitas teknologi pertanian.
Melalui Kartu Zilenial, para petani milenial akan diberdayakan dengan pengetahuan dan dukungan yang lebih modern, termasuk penerapan teknologi dan keterampilan digital yang dapat meningkatkan hasil pertanian.
Kartu ini juga terintegrasi dengan fasilitas internet gratis di kecamatan melalui rumah kreatif yang menjadi tempat bagi anak-anak muda untuk mengembangkan produk unggulan masing-masing desa.
“Kita juga punya target agar setiap desa di Jawa Tengah memiliki satu produk unggulan hasil kreasi petani milenial,” kata mantan Kapolda Jateng tersebut.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan desa, ia menggagas 1.000 Desa Wisata dengan melibatkan generasi muda untuk mengeksplorasi potensi agrikultur dan pariwisata yang ada. Seperti Desa Sikunir, yang dikenal sebagai desa tertinggi di dunia dan memiliki potensi wisata alam yang luar biasa.
“Jika dikelola dengan baik, tempat-tempat ini bisa menjadi sumber pemasukan sekaligus ruang untuk anak-anak muda berkreasi di bidang pertanian dan wisata,” ungkap Luthfi.
Selain itu pihaknya juga akan memberikan insentif bagi para petani milenial yang mendukung program pemerintah secara kolaboratif. Ia menyebutkan ada rencana pusat untuk menciptakan skema “Petani Gajian”.
“Petani Gajian adalah salah satu langkah agar anak muda merasa lebih aman secara finansial saat terjun di bidang pertanian. Kita perlu dukungan kolaboratif agar program ini berjalan maksimal di daerah,” tandas Ahmad Luthfi.