“Dia ingin jadi polisi. Makanya diharapkan bisa masuk Akpol setelah lulus nanti,” ucap Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, Amak Harun Alrosyid (17/8/2022).
Menurut Amak, Ayumi adalah siswi yang pendiam tetapi cukup pintar. Dia memiliki nilai akademik yang bagus.
“Ayumi itu anaknya pendiam, tapi lumayan pinter. Nilai akademiknya juga bagus,” jelasnya.
Tak ingin melewatkan momen ini, sejumlah guru di sekolah Ayumi mengadakan nobar di sekolah. Amak mengaku para guru turut berdebar saat Ayumi bertugas sebagai pembawa baki. Beberapa guru bahkan hampir menangis haru saat anak didik mereka muncul dan memberikan bendera ke Presiden Joko Widodo.
“Ada yang nangis tadi. Saya juga nderedeg (gemetar). Lihat Ayumi malah saya yang grogi,” ungkap Amak.
Sebelum terpilih menjadi pembawa baki dalam penurunan bendera Merah Putih di Istana, Ayumi mengikuti semua proses seleksi mulai dari tingkat sekolah, Kabupaten Banyuwangi, lalu Provinsi Jawa Timur.
“Alhamdulillah lulus semua. Dan Ayumi mendapatkan nilai bagus dalam penilaian calon paskibraka kemarin,” ujar Amak.
Berkaitan dengan nama Ayumi yang bernuansa Jepang, Amak menjelaskan bahwa siswinya itu memiliki darah Jepang dari sang ayah. Kendati demikian, ayah Ayumi telah tiada sejak dia masih kecil sehingga ibunya merupakan orang tua tunggal.
Amak berharap Ayumi bisa menjadi contoh dan inspirasi untuk para siswa lainnya. Harapan ini senada dengan yang dituturkan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
“Prestasi Ayumi menjadi kebanggaan Banyuwangi. Dia berhasil membawa nama baik Provinsi Jatim bahkan Kabupaten Banyuwangi di kancah nasional sebagai pembawa baki penurunan bendera merah putih,” kata Ipuk (17/8/2022).
