INDORAYA – Warga Kota Semarang digegerkan dengan kasus dugaan penculikan terhadap seorang siswi SD Negeri Bulu Lor, Semarang Utara, Jawa Tengah, pada Selasa (7/10/2025).
Korban yang masih duduk di kelas 3 SD sempat dibawa pergi oleh seorang pria tak dikenal selama beberapa jam sebelum akhirnya berhasil ditemukan oleh keluarganya dalam kondisi selamat.
Usai kejadian tersebut, pihak keluarga korban bersama Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat/PETIR) Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir, langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak kepolisian.
Pria yang akrab disapa Petir itu menyampaikan bahwa pelaku penculikan diduga berinisial FARW (22).
Ia menuturkan, laporan yang dibuat ke pihak berwajib menyebutkan bahwa pelaku melanggar Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Lebih miris lagi, kata Petir, FARW bukan kali pertama melakukan aksi serupa. Berdasarkan informasi yang diterimanya, pelaku diduga telah berulang kali menculik anak-anak sekolah dasar dengan tujuan melakukan tindakan asusila.
Petir mengungkapkan bahwa perbuatan pelaku sudah berlangsung sejak tahun 2024.
“FARW telah membuat trauma berkelanjutan terhadap korban anak-anak SD. Kalau saja ada pasal membolehkan alat kelamin dipotong, potong saja penisnya. Ternyata penculik telah melakukan perbuatan asusila kepada korban lain sejak tahun 2024, polisi sedang mendalami kasus tersebut. Beruntung keluarga korban bisa tangkap tangan kalau tidak bisa puluhan atau ratusan jadi mangsanya,” ujar Petir saat dikonfirmasi wartawan melalui WhatsApp, Jumat (10/10/2025).
Kronologi Kejadian
Petir menjelaskan bahwa peristiwa ini terbongkar setelah ibu korban menyadari anaknya tidak kunjung pulang ke rumah pada Selasa (7/10/2025).
Biasanya, korban tiba di rumah sekitar pukul 14.30, sedangkan jarak antara rumah dan sekolah hanya sekitar 100 meter.
Kekhawatiran juga dirasakan oleh sang nenek, KUS (52), yang kemudian berinisiatif mencari cucunya ke sekolah, namun hasilnya nihil.
KUS kemudian memberi tahu ibu korban, Ati (39), dan keduanya bersama-sama menelusuri area sekolah untuk mencari keberadaan sang anak. Namun, korban tidak ditemukan di kelas maupun area sekitar sekolah.
“Ati minta CCTV sekolah ke salah satu guru, korban terlihat telah keluar dari sekolah. Akhirnya Ati nge-share ke grup orang tua dan paguyuban murid, minta tolong apakah ada yang melihat korban,” tutur dia.
Tak lama, salah satu orang tua murid mengabarkan bahwa ia melihat korban dibonceng oleh pria tak dikenal menggunakan motor matic kecil di kawasan Palgunadi, sekitar 200 meter dari sekolah.
Informasi tersebut segera disampaikan ke pihak keluarga korban. Mendapat kabar itu, keluarga bersama beberapa kerabat langsung melakukan pencarian dengan berpencar.
Sekitar pukul 18.00, paman korban bernama Dedi berhasil menemukan korban sedang dibawa pelaku di depan SMAN 14 Semarang, Jalan Kokrosono. Pelaku diketahui mengendarai motor Mio dengan kecepatan tinggi.
“Terjadi pengerjaran oleh Dedi hingga di depan SMKN 10 Jalan Kokrosono, motor pelaku dipalang hingga tidak bisa lari. Ketika ditangkap Dedi, ditanya kenapa bawa keponakan, alasanya kangen adiknya yang sudah meninggal. Kemudian Dedi hubungi Atik kalau sudah ketemu korban. Setalah itu pelaku diamankan di pos security Bendungan Gerak, depan SMKN 10 sambil menunggu Polsek Utara datang,” terangnya.
Petir menambahkan, bila tidak segera diamankan, pelaku kemungkinan besar menjadi sasaran amuk warga.
“Kalau tidak diamankan, mungkin pelaku bisa mati oleh massa, karena banyak orang lewat gregetan mendengar anak SD diculik yang akan diajak berbuat cabul. Setelah ketemu, Ati memeluk korban yang ketakutan seperti terhipnotis dan menangis,” jelas dia.


