Ad imageAd image

Siswa SMP N 1 Semarang Diduga Gunakan Piagam Palsu untuk Daftar PPDB SMA, Kadisdik: Bukan Wewenangnya

Dickri Tifani
5 Views
4 Min Read
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Ramai kabar mengenai dugaan piagam marching band Internasional palsu untuk digunakan mendaftar dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang SMA Negeri di Kota Semarang.

Berdasarkan berbagai keterangan yang diperoleh, dugaan piagam palsu tersebut berasal dari SMP Negeri 1 Semarang untuk mendaftar di sejumlah SMA Negeri di Kota Semarang.

Bahkan, calon peserta didik menyertakan dugaan piagam palsu di SMA Negeri 3 Semarang dan SMA Negeri 5 Semarang.

Merespon dugaan piagam palsu tersebut berasal dari SMP Negeri 1 Semarang,
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto menyatakan perkara kecurangan PPDB 2024 itu, yakni bukan kewenangan dari pihaknya.

Hal itu diungkapkan setelah pihaknya melakukan analisis dari perkara tersebut.

“Kalau mengacu dari kejadian (dugaan piagam palsu-Red) di SMA Negeri 3 Semarang, kami sudah berkoordinasi. Itu wewenang provinsi, pendaftaran SMA/SMK provinsi kan punya sistem sendiri,” ujar Bambang, Rabu (3/7).

Meski demikian, Dinas Pendidikan tetap melakukan evaluasi internal agar kejadian tersebut menjadi catatan dan tidak terulang kembali.

“Berikutnya nanti kami akan melakukan pembinaan kepada kepala sekolah agar lebih jeli dalam membuat keterangan terkait piagam-piagam yang didapatkan oleh peserta didik, dicek. Saya kira itu,” sebutnya.

Senada, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang, Erwan Rachmat mengatakan Disdik mempunyai platform Sang Juara untuk memverifikasi piagam yang didapatkan siswa. Hanya saja, platform tersebut peruntukannya hanya bagi jenjang siswa Sekolah Dasar (SD).

“Kalau piagam palsu di SD itu tidak ada, karena Disdik punya platform Sang Juara. Jadi prestasi anak-anak jenjang SD dimasukkan ke platform, melalui operator, kemudian Disdik melakukan verifikasi,” ujar Erwan.

Platform tersebut untuk mengunggah setiap piagam kejuaraan yang didapatkan siswa SD untuk digunakan pendaftaran SMP. Operator sekolah akan memasukkan setiap piagam milik siswa. Kemudian, Disdik melakukan verifikasi.

“Disdik melakukan verifikasi, menolak atau menyetujui. Kalau menolak alasannnya apa (sudah tercantum). Kadang-kadang sertifikat tanpa ada nomor sertifikatnya. Kejuaraan menyebut juara 1 ternyata setelah dibaca juara 3,” terangnya.

Erwan menjelaskan, aplikasi Sang Juara itu digunakan untuk menampung sertifikat kejuaraan siswa SD yang hendak mendaftar ke SMP. Sementara, sertifikat kejuaraan siswa SMP untuk mendaftar SMA menjadi kewenangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah.

“Itu (Sang Juara) hanya untuk SD ke SMP. Sedangkan, SMP ke SMA sudah ada yang berwenang. Disdik kota tidak berwenang untuk meneliti palsu atau tidak, karena bukan lembaga berwenang. Kalau ijazah bisa, kami tunjukkan nilai keabsahannya,” ujarnya.

Sebelumnya, Wartawan Indoraya News berusaha mengonfirmasi ke SMP Negeri 1 Semarang yang diduga membuat piagam palsu. Namun pihak sekolah enggan berkomentar banyak soal itu.

“Kita, no comment kalau itu,” ucap Koordinator Administrasi SMP N 1 Semarang, Natalia Mundayani saat ditemui Indoraya, Selasa (2/7/2024).

Ditanya apakah masih dilakukan pemeriksaan soal dugaan piagam palsu tersebut, Natalia kembali tidak berkomentar.

“Kita no comment dulu ya,” imbuhnya.

Wartawan Indoraya News juga berusaha menghubungi Kepala SMP Negeri 1 Semarang, Siminto melalui aplikasi WhatsApp. Namun, dia meminta pemberitaan tentang dugaan piagam palsu untuk diredam dan tidak dilanjutkan.

“Mas, nuwun sewu saya mbok dibantu. Anak-anak saya (murid-murid yang saat ini mendaftar di SMA/ SMK yang menggunakan piagam yang diduga keabsahannya diragukan itu), hari ini shock berat gegara pemberitaan di media saat ini yang sangat masif. Apakah panjenengan sempat membayangkan, kalau hal ini terjadi pada putra panjenengan mas. Saya hari ini tidak tahu bagaimana caranya mas, saya yang posisi saat ini sebagai bapak dan mereka semua saat ini baru galau dan tidak ada kepastian. Mereka sedih dan mereka malu di hadapan teman-temannya. Saya mohon colling down dulu nggih mas, menunggu hasil dari semuanya yang sedang berproses,” tulis Siminto melalui pesan WhatsApp.

Share This Article