INDORAYA – Maraknya kasus perundungan hingga pelecehan seksual di lingkungan pendidikan, SMP Negeri 14 Semarang mendeklarasikan anti perundungan dan kekerasan seksual.
Deklarasi tersebut diikuti oleh seluruh tenaga pendidik (Tendik), siswa, serta wali murid di halaman SMP Negeri 14 Semarang, Rabu (16/10/2024).
Pertama, pembacaan ikrar komitmen tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan santunan pendidikan yang dilakukan seluruh tenaga pendidik di sekolahan ini. Selanjutnya, mereka menandatangani komitmen yang dibacakan tersebut.
Kemudian, para siswa SMP Negeri 14 Semarang juga melakukan deklarasi anti perundungan. Dalam deklarasi tersebut berisikan kesepakatan bersama untuk
tidak melakukan bullying, perundungan, maupun bentuk kekerasan apapun dengan teman sebaya.
Usai deklarasi itu, siswa, Tendik hingga wali murid meneken tanda tangan deklarasi dan komitmen bersama anti perundungan, kekerasan, dan intoleransi di SMP Negeri 14 Semarang.
Kepala Sekolah SMPN 14 Semarang, Didik Teguh Prihanto menyampaikan bahwa dirinya kerap sekali mendengar statement dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang menyebut ada tiga dosa besar di dunia pendidikan, antara lain perundungan atau bullying, kekerasan seksual serta intoleransi.
Untuk mencegah tindakan tersebut, pihaknya melakukan deklarasi agar tidak terjadi perundungan, kekerasan seksual hingga intoleransi.
“Itu penting (pernyataan komitmen anti perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi). Maka, keluarga besar SMP Negeri 14 Semarang, termasuk Tendi, perwakilan orang tua, siswa mendeklarasikan anti perundungan, kekerasan, dan intoleransi,” ujar Didik saat ditemui Indoraya di sekolahannya, Rabu siang.
Tak hanya deklarasi saja, pihaknya juga menyiapkan mulai dari tim pencegahan, tim penanganan hingga jejaring. Pembentukan tersebut sebagai cara antispasi agar tidak terjadi tindakan -tindakan semacam itu.
“Ada tim pencegahan, tim penanganan, tim jejaring pun ada sendiri. Ini jika ada anak melakukan permasalahan berat sehingga langsung ditangani. Tapi komitmen kami adalah 99 persen itu pencegahan supaya anak- anak berperilaku positif salah satunya ada agen perubahan, pembiasaan, dan sebanyak mungkin diberikan kegiatan positif. Tujuannya agar anak lupa untuk melakukan kegiatan yang negatif,” paparnya.
Menariknya lagi, SMP Negeri 14 Semarang juga membentuk Agen Anti Perundung yang diambil dari siswa per tiap kelas.