Ad imageAd image

Sempat Alami Abrasi, Garis Pantai Mangunharjo Semarang Kembali 1 Kilometer Usai Ditanami Mangrove

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 27 Views
2 Min Read
Mahasiswa pecinta alam bersama para petani menanam mangrove di Pantai Mangunharjo, Kampung Mangkang Wetan, Mangunharjo, Kota Semarang, Selasa (12/6/2024). (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Pantai Mangunharjo, Mangkang Wetan, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang sempat mengalami abrasi besar-besaran hingga bibir pantai berkurang atau menjorok ke lautan.

Tercatat pada tahun 2.000an hingga 2012, garis Pantai Mangunharjo berkurang atau mengalami abrasi sekitar dua kilometer. Namun saat ini bibir pantai yang sempat hilang itu telah kembali.

Kondisi itu bermula ketika masyarakat di wilayah pesisir Mangunharjo mulai menyadari pentingnya menanam dan merawat mangrove. Tanaman ini mampu berperan sebagai penahan ombak serta penahan intrusi dan abrasi laut

Ketua Kelompok Tani Mangrove Lestari, Sururi mengatakan, masyarakat pesisir serta kelompok petani dan nelayan mulai menanam mangrove sejak tahun 2014. Hal itu berdampak positif bagi ekosistem alam karena garis pantai kembali 1 kilometer.

“Dulunya itu dari rumah saya tinggal 1 kilometer, ini sudah ditarik kesini lagi (sedimen pasca adanya mangrove) sekarang jadi 2,4 kilometer,” kata dia saat ditemui dalam kegiatan penanaman mangrove di Pantai Mangunharjo, Selasa (11/6/2024).

Menurut Sururi, mangrove yang tumbuh di sekitar pantai mampu menyelamatkan abrasi sejauh 1,4 kilometer. Dia sendiri rutin merawat mangrove. Bahkan dia tahu jenis-jenis mangrove yang tepat untuk menjaga garis pantai.

“Mangrove rhizophora itu ada sekitar tiga spesies, ini ada apiculata (bakau minyak), mucronata (bakau hitam) dan ada stylosa. Saat ini ada lagi pohon cemara,” ucap dia.

Menurutnya, mangrove sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian alam di wilayah pesisir. Bahkan sedimentasi muncul dalam waktu dua tahun ini akibat adanya penanaman mangrove.

“Adanya mangrove ini tentu menghambat ombak sehingga, abrasi berkurang dan terjadi sedimentasi,” terang Sururi.

Sementara itu, perwakilan Kelompok Tani Mangrove Lestari, Adib, berkata, adanya mangrove ini bisa menahan ombak dan mengurangi terjadinya abrasi sehingga membantu kelompok tani dan nelayan.

Sehingga, hadirnya mangrove yang telah mulai ditanam oleh kelompok tani sejak tahun 2014 lalu itu sangat berdampak. Tidak hanya menahan abrasi, namun juga membentuk ekosistem alam baru.

“Selain menahan ombak, di bawahnya mangrove ini bisa tumbuh seperti udang, kepiting dan ikan (muncul ekosistem baru),” beber Adib.

Share This Article