INDORAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memetakan sejumlah daerah rawan bencana banjir. Pemetaan ini menjadi salah satu langkah mitigasi memasuki musim penghujan tahun 2024.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto menyebutkan sejumlah wilayah rawan banjir. Yakni Kelurahan Meteseh di Kecamatan Tembalang, Kelurahan Wates dan Wonosari di Ngaliyan, Kelurahan Genuksari, Karangroto, dan Trimulyo di Genuk.
Daerah rawan banjir lainnya di Kota Semarang yaitu sepanjang bantaran sungai, utamanya di daerah aliran sungai (DAS) Kali Siangker, Silandak, Sringin, Babon, dan Banjir Kanal Timur.
“Kita harus orientasikan mitigasi untuk penanganan apabila terjadi banjir, karena petanya masih di sana,” ungkap Endro saat dihubungi Indoraya.news, Selasa (5/11/2024).
Dia menyebut, relawan siaga bencana sudah siap bergerak ketika terjadi bencana. Saat ini koordinasi dan komunikasi berjalan dengan intens, baik antara relawan dengan petugas BPBD maupun sesama relawan.
“Sekecil apapun walaupun tidak hujan saling info, misalnya ada relawan di Banyumanik memberi info daerah atas hujan, bawah waspada. Mudah-mudahan bisa saling bekerja sama gotong royong untuk penanggulangan bila terjadi bencana di Kota Semarang,” kata dia.
Endro melanjutkan, pihaknya juga telah memasang 22 alat pendeteksi dini atau early warning system (EWS) di sejumlah sungai yang rawan banjir. EWS berfungsi memberikan tanda-tanda peringatan kepada masyarakat akan datangnya air bah.
“Kita optimalkan seluruh fungsi EWS, early warning system, terutama yang kita pasang di sungai Plumbon, Silandak, Kali Babon, dan lain-lain. Kita sudah ada 22 alat EWS yang kita pastikan semuanya bisa berfungsi dengan normal,” ungkap dia.
Selain itu, Pemkot Semarang juga sudah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana. Mulai dari petugas yang berjaga 24 jam serta berbagai sarana pendukung seperti perahu karet hingga penyiapan dapur umum manakala terjadi bencana di Kota Semarang.
“Kita juga siapkan sarana dan prasarana pendukung mana kala terjadi bencana apapun, terutama banjir. Mulai perahu karet, mesin tempel dan pompa air, tenda pengungsi mobil, dapur umum, termasuk dukungan logistik untuk pengungsi,” ucap Endro.
Lebih lanjut dia juga mengimbau agar masyarakat senantiasa menjaga pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan pada musim hujan kali ini. Seperti rutin membersihkan saluran air dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Apalagi di sungai yang membuat air tidak bisa mengalir. Jadi kembali pada kesadaran masyarakat, karena pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, ini diawali dari lingkungan masing-masing,” ungkap Endro.
_
Rep: Ainun N/Red: A. Delina