Ad imageAd image

Sedimentasi Empat Sungai Ini Turut Picu Banjir Parah di Kudus dan Pati

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 893 Views
3 Min Read
Kepala BBWS Pemali Juana M Adek Rizaldi. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Banjir parah yang terjadi di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati beberapa waktu lalu turut dipicu oleh sedimentasi sejumlah sungai di wilayah Pantura Jawa Tengah. Sungai tersebut yaitu Sungai Wulan, Sungai Juwana, Sungai Lusi, dan Sungai Serang.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala BBWS Pemali Juana M Adek Rizaldi saat ditemui usai Rapat Penanganan Infrastruktur di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Gubernuran Jateng, Rabu (8/3/2023). Ia menyebut, masalah sedimentasi di empat sungai tersebut cukup parah.

“Saya sampaikan bahwa sistem sungai yang saat ini masih berkendala banjir adalah sistem sungai Serang, Lusi, Juwana dan Sungai Wulan. Jadi empat sungai utama itu mengcover yang pertama kab kudus, kab jepara, kab grobogan, kab pati. Jadi 4 Kabupaten itu yang terdampak,”
ujarnya.

Ia mengungkapkan, masalah sedimentasi turut menjadi pemicu banjir di Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus. Pasalanya sedimentasi membuat lebar sungai menyempit, sehingga mengurangi kapasitas dan daya tampung air, terlebih ketika terjadi hujan deras.

“Sungai kita menjadi semakin sempit, sehingga tampungan sungai tidak mampu lagi. Jadi satu sisi intensitas hujan turun dalam waktu singkat, disisi lain daya tampung kita tidak mencukupi. Jadi berdampak ke tanggul kita yang jebol, sungainya meluap yang sebabkan banjir, ungkap Adek.

Terkait masalah sedimentasi di empat sungai utama tersebut, BBWS Pemali Juana akan melakukan penanganan secara bertahap. Dimulai dari normalisasi Sungai Wulan terlebih dahulu yang rencananya dilakukan pada tahun 2023 ini.

“Untuk penanganan ini, tahun ini sudah mulai. Tahun lalu sudah disiapkan sebenarnya program untuk penanganan 4 sungai itu. Melalui pinjaman dari ADB (Asian Development Bank), desain sudah sesuai. Tahun ini kita mulai lelang untuk pekerjaan itu,” ucapnya.

Dia mengatakan, penanganan jangka panjang terhadap sedimentasi di sungai tersebut dilakukan secara bertahap. Hal ini lantaran adanya sejumlah kendala lapangan, terutama pembebasan tanah yang dijadikan tempat permukiman dan area pertanian.

“Ada yang di badan sungainya di okupasi masyarakat, ada badan sungainya di tempatkan untuk pertanian disitu, sehingga harus kita selesaikan itu. Disamping itu ada bangunan juga disitu, sehingga kita butuh tempat relokasi dan pembebasan tanah,” lanjutnya.

“Jadi berdasarkan mana lokasi yang tidak butuh pembebasan tanah itu dulu yang kita kerjakan, salah satunya Sungai Wulan ini. Jadi target kita tahun ini kita mulai lelang untuk Sungai Wulan. Setelah itu bertahap untuk sungai Juwana, Sungai Serang, dan Sungai Lusi nantinya,” pungkas Adek.

Share this Article
Leave a comment