INDORAYA – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama atau Kemenag, Supriyadi menyampaikan bahwa warga RI menyambut biksu yang jalan kaki dari Thailand. Hal itu, menunjukkan wajah keramahan toleransi warga Indonesia.
“Dampaknya menambahkan wajah kerukunan kita, wajah toleransi kita. Sehingga, hari ini orang yang berpikir untuk polarisasi agama, politik identitas, dijawab oleh masyarakat dengan baik,” kata Supriyadi di Jakarta, Jumat (26/5/23).
Diketahui, para biksu itu menjalankan ritual thudong secara perdana, yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer (km). Perjalanan itu dimulai sejak 23 Maret 2023 dari Nakhon Si Thammarat Thailand, melewati Malaysia, Singapura, dan tiba di Batam pada 8 Mei lalu.
Adapun tujuan perjalanan para biksu yakni Candi Borobudur yang menjadi pusat perayaan Waisak 2023. Selama perjalanan, para biksu disambut hangat oleh masyarakat sekitar.
Dalam menyambut biksu, masyarakat memberi makanan serta minuman untuk mengurangi rasa lelah mereka. Bahkan, di sejumlah lokasi para biksu itu menerima perawatan medis dam tempat untuk beristirahat.
Supriyadi juga mengatakan bahwa para biksu mengaku terharu dengan sambutan hangat dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, masyarakat Indonesia yang masyoritas muslim itu dapat menyambut biksu dengan ramah.
“Kita analogikan sebagai tamu, orang luar datang ke Indonesia dan biasa orang Indonesia punya karakter menghormati tamu, sehingga banyak penerimaan terbuka,” ujarnya.
“Kalau kita lihat di media sosial, bahkan mereka sangat terharu, Indonesia yang mayoritas Muslim, dia seorang biksu, ternyata diterima dengan baik,” kata dia.
Supriyadi menambahkan, tahun ini perayaan Hari Raya Waisak 2023 berpusat di Candi Borobudur. Sebanyak 4.500 umat Buddha diperkirakan menghadiri perayaan tersebut dari sejumlah negara.