INDORAYA – Anak-anak muda dan pelaku seni di Kota Semarang, dipacu lebih kreatif dan tak takut mencoba hal baru. Untuk mendukung perkembangan seni musik dan industri kreatif, PC Satria Kota Semarang pun menggelar festival musik bertajuk Satria Music Festival 2022 di Lot 28 Kota Semarang, Sabtu-Minggu tanggal 5-6 Februari 2022. Organisasi sayap Partai Gerindra tersebut, menggelar acara ini sekaligus untuk memeriahkan HUT ke-14 partai Gerindra.
Ketua Satria Kota Semarang, Rayhan Dhani Rahardian mengatakan, perbaikan perekonomian masyarakat mesti dilakukan dan terus dijaga momentumnya di tengah hantaman pandemi Covid-19. Apalagi kesenian menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi, dan mengakibatkan pekerja seni ataupun pelaku seni kehilangan mata pencaharian. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan kesenian harus tetap mengacu pada protokol kesehatan.
Menurutnya, seni khususnya musik menjadi salah satu industri yang saat ini “seksi” dan menjanjikan sebagai salah satu pilihan penggerak ekonomi menghadapi pandemi. Namun, pelaku seni harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan mendongkrak atau memasarkan produk-produk yang telah dihasilkan.
“Kondisi pandemi membuat semua sektor merubah strategi, termasuk di dunia seni musik, harus pintar dan jeli memanfaatkan teknologi,” kata Rayhan Dhani Rahardian, Ketua Satria Kota Semarang, Sabtu (5/2/2022).
Dalam kegiatan tersebut, puluhan grup band dari berbagai aliran musik bergabung dan memeriahkan acara tersebut.
Rayhan Dhani Rahardian menjelaskan, kegiatan itu memang tidak secara langsung mampu membangkitkan perekonomian, namun menjadi pemicu dan memacu kreativitas para pelaku seni.
Selanjutnya ia juga mendorong penggunaan media sosial seperti Youtube, Twitter, Instagram, maupun spotify untuk mendorong kemajuan industri musik khususnya di Kota Semarang.
Kegiatan dipadu dengan dialog yang dihadiri anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto dan Kepala Disporapar Jateng, Sinoeng N Rachmadi tersebut juga mendorong kreativitas anak-anak muda dan pelaku seni dari Kota Semarang dan Jateng.
Yudi Indras Wiendarto menyampaikan, pelaku dan produk musik atau lagu dari para pemusik Jateng sebenarnya sudah diakui di level nasional.
Salah satunya contoh yang ia sebutkan adalah musisi Hendra Kumbara. Pencipta lagu “Dalan Liyane” tersebut juga begitu diterima di kalangan milenial saat ini. Bahkan lagu-lagunya juga trending melalui Youtube.
“Hendra adalah salah satu contoh yang berhasil. Namun, ada juga musisi Jateng yang lebih memilih menggunakan payung di luar Jateng. Dan ini saya kira PR dari pemerintah agar merangkul dan memberikan sesuatu yang menarik bagi musisi Jateng,” ujar Yudi yang juga menyebut tantangan bonus demografi yang dihadapi Jateng.
Sementara itu Kepala Disporapar Jateng, Sinoeng N Rachmadi menyampaikan, pemerintah jelas akan mendukung musisi-musisi asal Jateng dengan segala kreativitasnya.
Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan dan panggung agar produk dan karya mereka bisa ditampilkan untuk masyarakat.
Namun diakuinya, pemerintah jelas tak bisa sendirian karena juga mengalami keterbatasan anggaran. Maka ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta mendukung kemajuan industri musik Jateng.
Sinoeng juga mengapresiasi Satria Music festival 2022 tersebut karena menjadi ajang pemacu kreativitas pelaku seni di Jateng.(IR)