Ad imageAd image

Respon Kritikan Pengusaha Bus, Pemprov Sebut Kehadiran Trans Jateng Sudah Sesuai Kebutuhan Masyarakat

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 749 Views
3 Min Read
Kepala Balai Transportasi Jateng, Joko Setyawan. (Foto: Dok. Athok Mahfud)

INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengklaim bahwa kebijakan diadakannya bus Trans Jateng sudah sesuai kebutuhan masyarakat. Ini merespon kritikan dari pengusaha bus Sumber Alam di Purworejo.

Sebelumnya pengusaha bus Sumber Alam Purworejo menyebut bila kebijakan Trans Jateng merugikan pengusaha dan supir angkot karena memiliki rute yang sama. Di sisi lain, harga bus Trans Jateng juga jauh dari harga normal.

Merespon hal ini, Kepala Balai Transportasi Jateng Joko Setyawan menyebut, Trans Jateng merupakan salah satu program Pemprov yang hadir untuk masyarakat dengan memberikan kemudahan akses transportasi murah dan berkelanjutan.

Menurutnya, saat ini operator angkutan umum yang masih beroperasi jumlahnya sudah jauh berkurang dan seringkali tidak tepat waktu. Hal ini dinilai menjadi kendala bagi masyarakat saat membutuhkan angkutan umum sewaktu-waktu.

BACA JUGA:   Elektabilitas Prabowo Puncaki Survei, DPD Gerindra Jateng Minta Kader Jangan Terbawa Euforia

“Maka kemudian itu kita hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap angkutan umum yang murah, nyaman, dan tepat waktu. Jadi yang penting kan itu sebenarnya, ketepatan waktu, kenyamanan kan gitu,” ucapnya kepada Indoraya.news melalui panggilan WhatsApp, Selasa (16/5/2023).

Ketika merencanakan pembukaan koridor baru di setiap daerah, Joko mengaku pihaknya sudah melakukan sosialisasi. Selain itu, pengusaha bus juga diajak terlibat dalam pengadaan dan operasional armada Trans Jateng.

“Jadi sebenarnya semenjak sebelum operasional kita sudah melakukan sosialisasi itu, kalau di Purworejo Magelang itu sejak tahun 2020. Semua operator existing kita undang termasuk di dalamnya ada PO Sumber Alam juga,” bebernya.

BACA JUGA:   Luncurkan Samsat Budiman, Pemprov Jateng Mudahkan Warga Pelosok Desa Bayar Pajak Kendaraan

Joko melanjutkan, hampir semua operator atau pengusaha bus aktif telah diajak bergabung dalam konsorsium. Kemudian mereka yang sepakat dapat terlibat mengoperasikan 14 armada di setiap koridor.

“Jadi nanti tidak semua operator bisa bergabung, karena harus mewakili trayek atau izin trayek yang ada di jalur yang kita lalui. Kemudian mereka yang semula operator angkutan existing dipindahkan ke outsourciung untuk menjadi bagian dari operator pelayanan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya menampik semua tuduhan yang ditujukan kepada Trans Jateng. Apalagi kehadiran Trans Jateng disebut menjatuhkan para pengusaha bus dan supir angkutan umum.

“Yang dituduhkan kurang tepat. Masyarakat memang sangat membutuhkan ini. Apa yang bilang sampai digebuki, kan enggak mungkin,” tegas Joko.

Trans Jateng sejak 2017 hingg sekarang telah memiliki enam koridor dengan masing-masing 14 armada bus. Mulai dari Semarang – Bawen, Purwokerto – Purbalingga, Semarang – Solo, Purworejo – Magelang, Semarang – Grobogan.

BACA JUGA:   Tingkat Kejahatan Naik 10 Persen, Ini Kata Kapolda Jateng!

Dengan 14 armada yang beroperasi di setiap rutenya, Joko menilai operator existing lokal di luar Trans Jateng masih bisa berjalan. Pihaknya mengaku sudah turun ke lapangan dan tidak menemukan masalah yang dihadapi operator existing lainnya.

“Kalau merek tidak ada kegiatan, penumpang tidak akan naik ke Trans Jateng semua gitu loh, pasti ada yang naik ke operator lain. Bahkan terjadi simbiosis, jadi operator existing bisa menjadi angkutan terusan, menjadi angkutan feeder melanjutkan ke lokasi yang tidak kami layani rutenya,” tegas Joko.

Share this Article
Leave a comment