INDORAYA – Ratusan Lumba-lumba mati di Danau Tefe, yang merupakan bagian dari Sungai Amazon. Sebanyak 130 lumba-lumba itu mati karena kekeringan yang melanda Sungai Amazon.
Seorang ahli biologi di Brasil, Pedro Tunes mengungkapkan kekeringan kali ini merupakan yang terburuk dari tahun tahun sebelumnya.
“Dalam beberapa minggu terakhir, Amazon di Brazil menghadapi kekeringan terburuk dalam 43 tahun terakhir, yang berdampak pada produksi energi dan pangan (terutama penangkapan ikan tradisional), akses terhadap air di perkotaan, dan seluruh ekosistem di wilayah tersebut,” kata dia, dikutip dari China Daily, Selasa (24/10/23).
Diketahui, sejumlah wilayah di Brasil mengalami suhu di atas 40 derajat celcius. Angka itu, lebih tinggi 10 derajat Celcius dari rekor rata-rata sepanjang tahun ini.
Berdasarkan penelitian perusahaan riset Serviço Geologico do Brasil, panas yang berkepanjangan itu menyebabkan permukaan air di sungai-sungai wilayah itu turun hingga 14 sentimeter per hari.
Hal itu, berdampak pada pasokan makanan dan kondisi sanitasi sungai, yang kemungkinan besar menyebabkan kematian lumba-lumba sungai Amazon.
“Kelangsungan hidup lumba-lumba sungai yang tersisa sangat terancam. Lumba-lumba itu memerlukan intervensi untuk pelestraian populasinya,” begitulah pernyataan Oceanografic Valencia, akuarium terbesar di Eropa, yang berlokasi di Valencia, Spanyol.
Atas kejadian itu, Oceanografic Valencia bekerja sama dengan upaya internasional di Amazon untuk mengatasi kematian massal lumba-lumba sungai Amazon.
Organisasi lokal juga membangun kerja sama dengan Kebun Binatang Nuremberg, dari Jerman, National Marine Mammal Foundation (NMMF), dari Amerika Serikat (AS), dan organisasi lain dari Argentina, Amerika dan Eropa, menyusun rencana darurat untuk menghadapi situasi buruk di Amazon itu.
Sekitar 80 persen lumba-lumba yang mati berasal dari satu spesies, Inia geoffrensis. Sedangkan 20 persen lainnya adalah Sotalia fluviatilis.
Hingga saat ini, ada sekitar 10 persen populasi lumba-lumba yang diketahui di danau tersebut telah mati. Danau tersebut berada di jantung Amazon, di barat laut Brasil.
“Kita belum mengetahui cukup banyak tentang lumba-lumba untuk mengetahui apakah hal tersebut disebabkan oleh pengaruh langsung dari suhu, kontaminasi bakteri dari ikan yang mati, atau kombinasi dari jumlah bakteri dan kerusakan imunologi yang disebabkan oleh panas,” kata William Magnusson, peneliti senior di lumba-lumba dari unit keanekaragaman hayati Institut Nasional Penelitian Amazon.