Rara Sekar Eks Vokalis Banda Neira Semarakkan Sarasehan Budaya LPSK di Semarang

Athok Mahfud
37 Views
3 Min Read
Rara Sekar Larasati, eks vokalis grup Banda Neira ikut memeriahkan acara Sarasehan Budaya yang digelar oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) di Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang, Jumat (10/06/22) malam (dok. Athok Mahfud)
INDORAYA – Suara petikan gitar akustik dari jari-jari mungil Rara Sekar Larasati seketika membuat puluhan orang yang memenuhi Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang, Jumat (10/06/22) malam terpukau.

Percakapan dan obrolan antar penonton pun langsung berhenti ketika Rara, Eks vokalis grup band Banda Neira itu mengeluarkan suara lembut dengan gaya musik melankoli yang menjadi khas dirinya.

Di tengah suasana yang hening itu, suara Rara lembut mengalun ke dalam lubang telinga. Semua mata tertuju ke arah panggung utama, tempat di mana Rara duduk dengan petikan gitar di tangan serta mikrofon di bibirnya.

Kehadiran Rara pada malam itu semakin menyemarakkan acara Sarasehan Budaya dan sosialisasi Program Perlindungan Saksi dan Korban Berbasis Komunitas yang diadakan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Diketahui, Rara Sekar Larasati merupakan seorang musisi, penyanyi, penulis lagu, dan aktivis. Wanita kelahiran 7 Juni 1990 ini pernah menjadi vokalis grup Banda Neira pada tahun 2012 hingga 2016.

Dalam acara tersebut, Rara menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul Seroja dan Perempuan. Ia mengatakan, lagu itu juga memiliki cerita perihal perjuangan. “(Lagu) ini untuk semua saksi dan korban yang hadir pada malam ini,” kata Rara sambil menatap penonton.

Selain dikenal sebagai musisi Tanah Air, lulusan S2 Cultural Anthropology University of Wellington, Selandia Baru, ini aktif dalam kegiatan sosial. Kakak kandung penyanyi terkenal Isyana Sarasvati ini juga seorang aktivis pendidikan sekaligus mentor di Academy Project.

Saat ini ia juga menjadi salah satu pendiri sekolah non-formal untuk anak-anak yang berada di wilayah sengketa. Sekolah itu bernama Kita Rumpin yang terletak di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat.

Tidak hanya menyanyikan lagu, Rara juga menyapa penonton dan membagikan momen saat dirinya berkunjung ke Pulau Buru. Sebuah tempat pengasingan bagi para tahanan politik di masa pemerintahan Orde Baru yang diduga terlibat dalam peristiwa G30S PKI.

“Akhir tahun lalu pernah berkunjung ke Pulau Buru dan melihat secara dekat bagaimana dan apa yang dibutuhkan sahabat saksi dan korban seperti saat ini,” ucapnya.

Lewat lagu yang dinyanyikan pada malam itu, Rara ingin memberikan semangat kepada para saksi dan korban agar selalu berani menyuarakan kebenaran meski mendapatkan ancaman dari pelaku kejahatan.

“Aku ingin menyemangati teman, sahabat saksi dan korban. Karena hidup ini berat dan banyak perjuangan, yang dibutuhkan adalah solidaritas kemanusiaan,” kata Rara dengan suara lirih.

Share This Article