“Sejak pertama kali dilantik oleh Pak Jokowi, Pak menteri sudah memberi peringatan ‘Hati-hati para Mafia Tanah’,” kata Raja Juli Antoni dalam cuitan yang dibagikan kepada wartawan. Jumat (15/7/2022).
Raja Juli menyebut Hadi mewujudkan komitmen memberantas mafia tanah. “Jadi peristiwa penangkapan di Jaksel itu tentu merupakan bukti bahwa Pak Menteri tidak main-main,” katanya.
Raja Juli menyebut penangkapan tersebut merupakan bagian dari kerja Satgas Anti-Mafia Tanah. Menteri ATR/BPN, katanya, proaktif menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pihak penegak hukum agar pemberantasan mafia tanah bisa lebih efektif.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia itu mengungkit momen pelantikan 1.100-an pejabat di lingkungan ATR/BPN oleh Menteri Hadi. Pesan Hadi, kata dia, pejabat ATR/BPN harus benar-benar melayani rakyat dengan sebaik-baiknya.
“Kemarin, pada pelantikan 1.100-an pejabat di lingkungan ATR/BPN, Pak Menteri kembali mengingatkan agar semuanya menjaga integritas dan moralitas. Meningkatkan pelayanan kepada rakyat dan tidak menjadi bagian dari mafia tanah,” kata Raja Juli.
ATR/BPN, kata Raja Juli, bukan hanya diisi cerita buruk. Raja Juli menyebutkan ancaman bagi pejabat BPN yang curang dalam bekerja.
“Bila ada pejabat ATR-BPN yang ‘masuk angin’ maka Pak Menteri sendiri tegaskan, akan menindak tegas tanpa pandang bulu,” kata dia.
SDM ATR/BPN, katanya, banyak yang punya inisiatif dan inovasi layanan untuk rakyat. Raja Juli mengapresiasi penindakan terhadap mafia tanah.
“Tentu saya mengapresiasi gerak cepat aparat kepolisian dalam mendukung program bersih-bersih mafia tanah di tubuh ATR/BPN. Ini akan membuat kementerian kami semakin dipercaya oleh rakyat,” kata Raja Juli.
Sejauh ini total ada enam pejabat BPN yang ditangkap polisi. Mereka ditangkap di beberapa wilayah. Dua di antaranya PS, yang merupakan Koordinator Substansi Penataan Pertanahan BPN Jakarta Utara saat tindak pidana terjadi, dan MB, yang merupakan Ketua Tim Adjudikasi PTSL BPN Jakarta Utara.
PS dan MB serta dua pejabat lainnya ditetapkan tersangka bersama 25 orang lainnya. Puluhan tersangka itu terdiri atas pegawai tidak tetap di BPN wilayah Jakarta dan Bekasi, ASN pemerintahan, kepala desa, hingga orang jasa perbankan.
Dua pejabat BPN lainnya yang terlibat kasus mafia tanah di Bekasi kemudian ditangkap juga. Dua pejabat tersebut adalah Kepala Kantor BPN Kota Palembang berinisial NS (50) dan Kasi Survei Kantor BPN Bandung Barat RS (58). RS sebelumnya menjabat Kasi Pengukuran dan Pemetaan Kantor BPN Bekasi Kabupaten.
Selain RS dan NS, polisi menangkap pensiunan pejabat BPN berinisial PS (59). PS sebelumnya merupakan mantan Koordinator Pengukuran Kantor BPN Kabupaten Bekasi.