Puluhan Pedagang Daging di Pasar Peterongan Semarang Menunggu Janji Dinas

Panji Bumiputera
40 Views
4 Min Read
Lapak daging lantai 2 Pasar Peterongan Semarang ( Foto : Titoisnau)
INDORAYA – Para pedagang daging lantai 2 Pasar Peterongan Kota Semarang meminta kepada pihak pengelola pasar supaya bisa memenuhi hak yang sudah dijanjikan untuk lapak yang di bawah.
Sebab mulai bermunculan pedagang daging tanpa ijin atau liar yang menempati tempat yang seharusnya ditempati oleh para pedagang daging lantai 2.

Pasalnya lapak yang sekarang digunakan pedagang daging yang ada  lantai  2 terkesan makrak dan banyak yang kosong pedagang. Secara pantauan langsung terlihat hanya ada beberapa pedagang saja yang menempati blok daging yang ada di lantai 2.

Sementara di depan blok daging itu terlihat sepi pedagang, hanya ada satu pedagang tahu dan tempat saja.

Salah satu pedagang daging lantai 2 Pasar Peterongan Kota Semarang, Erni (52) menyampaikan sudah hampir 71 tahun berjualan daging di pasar peterongan, mulai dari ibunya yang berjualan sampai menggantikan ibunya, belum pernah pihak pasar merealisasikan janji yang diberikan.

“Saya disini 31 tahun yah lalu, saya jualan. dari ibu saya sudah 40 tahun yang lalu,” kata Erni saat ditemui di lapak jualanya, Minggu (16/7/2022).

Perpindahan para pedagang lantai dua kata Erni, sebab adanya rencana pihak pasar yang akan melakukan pembangunan mushola yang ada di bawah, sehingga perpindahan ini hanya bersifat sementara. Akan tetapi sampai saat ini belum mendapatkan kepastian dari pihak pasar ataupun dinas terkait.

“Dulu bilangnya hanya sementara, karena dibawah situ mau dibangun mushola. tapi sementahun hingga puluhan tahun , kita minta hak dibawah tidak dikasih terus,” ujarnya.

Usaha pun sudah dilakukan ucap Erni, tapi tetap masih sama belum ada yang memberikan kepastian perpindahan para pedagang daging lantai 2.

“Sudah pernah beberapa kali ngomong sama kepala dinas hingga beberapa tahun tapi tidak ada tanggapan. sampai berganti kepala pasar hingga kepala dinas,”jelasnya.

Seiring waktu berganti Erni dan para pedagang daging lantai 2 harus menerima kenyataan dengan mulai bermunculannya para pedagang liar yang tidak memiliki izin yang dibolehkan berdagang di daerah bawah.

“Tapi nyatanya sampai sekarang belum terealisasi, kita tetap disini sampai dibangunkan seperti ini . Daging khusus diatas. tapi kenyataannya bertambah tahun penjual daging liar banyak bermunculan di bawah,”tuturnya.

Dengan apa yang harus diterima Erni beserta para Pedagang daging lantai 2 yang lain, hingga bermuncul pedagang liar. Dia hanya bisa berharap, terealisasi tata pasar peterongan yang baik sesuai yang sempat disampaikan Wali Kota Semarang.

“Seperti pak hendi sampaikan, pedagang yang liar bisa dimasukan ke lapak yang masih mangkrak di atas, otomatis rame banyak temennya, paling tidak ditertibkan dibawah bisa untuk parkir dan orang bisa mengetahui, sehingga ada ketertiban ,”harapnya.

Sementara, salah satu staf Pasar Peterongan Kota Semarang  Prasetyo membenarkan bahwa perpindahan para pedagang daging ke lantai 2 karena adanya pembangunan mushola, sehingga para pedagang harus menempati lantai dua terlebih dahulu. Dia pun tidak memungkiri bahwa kondisi di lantai 2 memang sepi.

“Karena lokasi diatas bener sepi, kan dulu sempat dibangun mushola,”ujar Prasetyo.

Untuk perpindahan sendiri Dia menyebutkan tidak bisa dilakukan semudah yang dibayangkan, sebab berpindah harus melalui proses yang cukup panjang. Ia pun menjelaskan bahwa pihak pasar masih melakukan usaha untuk memperbaiki bangunan pasar peterongan yang dinilai bangunan tua.

“Perpindahan itu tidaklah mudah butuh proses dan itu dipertimbangkan jadi pedagang yang diluar itu pedagang yang didalam tetapi tempat yang belum memadai , karena masih direnovasi dulu, ini karena bangunan tua,”jelasnya.

Bila dipaksakan untuk semua masuk dalam pasar kata Prasetyo, akan sangat beresiko sekali kepada para pedagang. Untuk kesiapan sendiri, pihaknya hanya menunggu instruksi dari dinas terkait.

“Kalau semua dimasukin pasar nanti runtuh juga resiko juga . tentunya ini masih ditinjau dari distaru untuk membenahi ini. kita tidak bisa ikut -ikut karena kalau atasan sudah memberikan perintah kita sudah siap,”pungkasnya

Share This Article