INDORAYA – Sebanyak 64 kelompok tani dan kelompok wanita tani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), mendapat bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Komisi IV DPR RI bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung percepatan tanam.
Alsintan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Anggota Komisi IV DPR RI Sunarna didampingi Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Arif Sukmo Buwono kepada kelompok tani di halaman Kantor Dinpertan KP Kabupaten Banyumas, Purwokerto.
Bantuan yang diserahkan berupa 29 unit traktor roda dua untuk 29 kelompok, 3 unit traktor roda empat untuk 3 kelompok, 7 unit hand sprayer untuk 7 kelompok, 14 unit pompa air untuk 14 kelompok, dan 11 unit pengolahan pupuk organik (UPPO) untuk 11 kelompok.
Saat memberi sambutan, Arif Sukmo mengatakan hingga saat ini masih banyak persoalan yang dihadapi, salah satunya adalah bagaimana pemerintah membantu masyarakat petani di dalam melakukan percepatan tanam untuk peningkatan produksi.
“Hari ini kita diberikan kesempatan, kita diberikan rezeki, teman-teman petani diberikan rezeki untuk mendapatkan bantuan alat mesin pertanian,” katanya.
Ia mengharapkan bantuan alsintan berupa traktor roda empat, traktor roda dua, dan peralatan lainnya tersebut dapat digunakan untuk melakukan produksi dengan percepatan olah tanam saat musim hujan yang diprakirakan akan berlangsung mulai bulan November.
Pihaknya mengimbau kelompok tani maupun kelompok wanita tani penerima bantuan alsintan untuk merawat, memelihara, dan bekerja sama dalam melakukan aktivitas olah tanam.
“Ada teman-teman di kecamatan lain yang mungkin kekurangan peralatan, maka kami mohon kerja samanya untuk bisa melakukan percepatan olah,” kata Arif.
Sementara itu, Sunarna mengatakan alsintan yang akan digunakan oleh petani sudah datang semua.
“Mau dipakai ngebut atau dipakai apa besok ya? Ngebut, ini sudah mulai hujan,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, petani diharapkan memanfaatkan alsintan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk percepatan tanam, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan.
Menurut dia, pangan merupakan hal yang sangat penting karena jika tidak ada pangan, negara akan mudah runtuh.
Saat ditemui usai penyerahan bantuan, dia mengatakan seluruh alsintan tersebut diperuntukkan bagi petani supaya melakukan percepatan dalam mengolah tanahnya, sehingga masa tanamnya bisa lebih serentak.
“Karena kalau penanaman dengan alat mekanisasi tentunya pengerjaan akan lebih cepat, indeks tanamnya otomatis akan naik. Dengan luasan yang sama kalau indeks tanamnya naik, otomatis yang dihasilkannya juga akan naik,” katanya.
Ia mengakui jika petani hingga saat ini masih menghadapi persoalan pupuk karena pemerintah mengurangi subsidi.
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan pemerintah dapat menambah subsidi pupuk untuk petani.
“Semoga nanti dengan pupuk ini, Pak Presiden merasakan apa yang dilakukan oleh petani, untuk bisa menambahkan subsidi pupuk khususnya untuk para petani karena memang petani kerepotan juga kalau sampai pupuknya kurang,” katanya.
Kendati dalam kondisi kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi, dia mengajak petani untuk selalu belajar membuat pupuk organik sebagai penyambung agar jangan sampai panen akan terganggu karena pemakaian pupuknya sedikit.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya dalam kesempatan tersebut juga menyerahkan bantuan UPPO untuk kelompok tani di Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinpertan KP Kabupaten Banyumas Imam Pamungkas memperkirakan musim tanam pertama tahun 2023-2024 berlangsung mulai November seiring dengan datangnya musim hujan seperti yang diprakirakan oleh BMKG.
“Oleh karena terlambat satu bulan, inilah program percepatan olah tanam. Bagi yang sudah siap bibitnya, bisa langsung tanam terutama di Daerah Irigasi (DI) Tajum yang sudah mulai tanam,” katanya.
Ia memperkirakan luasan tanam di Banyumas pada November bisa mencapai 2.000 hektare dari target luas tanam pada musim tanam pertama 32.000 hektare.
Kendati demikian, dia mengakui ada beberapa lahan sawah di DI Serayu yang sudah melakukan percepatan tanam pada akhir September ketika saluran irigasi dibuka.
Sementara, pada Oktober, kata dia, tidak ada aktivitas penanaman padi dan diperkirakan akan kembali ada penanaman pada November.
“Cakupan DI Serayu itu sekitar 20.000 hektare, sebagian besar ke Kabupaten Cilacap, sedangkan Banyumas hanya 8.000 hektare. Dari luasan 8.000 hektare itu baru sebagian kecil yang melakukan percepatan tanam pada bulan September,” katanya.