INDORAYA – Promedia Teknologi Indonesia bersama Bank BRI mendorong jurnalisme berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia melalui event seminar jurnalistik bertajuk “Mediapreneurtalks-BRI Journalism 360 Jurnalisme Berkualitas dan Berkelanjutan”.
Kegiatan ini digelar di Hotel Aston Inn, Jalan Pandanaran Kota Semarang, Kamis (24/10/2024) yang diikuti oleh ratusan jurnalis dan pengelola media dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia serta membekali para jumalis dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tantangan jurnalisme di era digital.
Dengan begitu keberlangsungan hidup media digital dalam bentuk media daring dan media sosial hingga televisi serta radio dalam jaringan internet bisa berlangsung lama bahkan berkelanjutan.
Seminar “BRI Journalism 360” ini membahas berbagai topik menarik, mulai dari etika jurnalistik, verifikasi fakta, pemanfaatan teknologi dalam proses jurnalistik, hingga penguatan revenue streaming.
Para insan media juga dibekali dalam memaksimalkan pendapatannya melalui iklan otomatis yang dikenal dengan programmatic ads. Peserta mendapat kesempatan untuk belajar dari para ahli dan praktisi media yang berpengalaman.
Seminar ini diisi oleh empat pembicara yang sudah lama bergelut di media daring dan teknologi iklan terbarukan. Yakni CEO Promedia Agus Sulistriyono, Koordinator Bidang Pelatihan dan Program Jurnalisme Berkualitas Publisher Rights Dewan Pers Fransiskus Surdiasis, CEO Props Ilona Juwita, dan General Manager Media Network Promedia Agil Hari.
Dalam kesempatan ini, masing-masing pembicara memaparkan gagasan serta pengalaman dalam berjurnalistik di era digital. CEO Promedia Agus Sulistriyono mengatakan, bisnis media berkelanjutan dibangun dengan produksi konten berkualitas.
“Saya punya keyakinan bahwa bisnis informasi tidak akan pernah mati. Tapi medium akan silih berganti. Bangun brand media kita dengan konten berkualitas agar bisnis bisa berkelanjutan. Apapun mediumnya,” ujar Agus.
CEO ProPS Ilona Juwita dalam presentasi menyoroti bahwa perubahan gaya iklan di media. Selain aspek visual, iklan juga harus disesuaikan dengan karakter konten.
“Iklan itu sekarang gak cuma visual, tapi isinya pesan. Kadang orang buka artikel bola, iklannya soal badminton. Gak masuk ke pembaca meskipun kelihatan. Jadi sekarang kita optimalkan iklan sesuai dengan karakter konten,” ujar Ilona Juwita.
Koordinator Bidang Pelatihan dan Program Jurnalisme Berkualitas Publisher Rights Dewan Pers Fransiskus Surdiasis menilai bahwa indikator jurnalistik berkualitas adalah bagaimana dan dari mana sebuah berita atau konten tersebut dibuat.
“Sumber yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengedepankan etika jurnalistik, membuat konten lebih mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca,” ungkapnya.
General Manager Media Network Promedia Agil Hari Santoso memaparkan terkait tren penggunaan mesin pencari dalam penggunaan sehari-hari berselancar di internet. Dia menjelaskan perubahan algoritma platform search engine Google yang memengaruhi industri media online.
“Perubahan algoritma yang dilakukan Google pasti memiliki pengaruh ke seluruh website, termasuk ke media online. Kemampuan untuk beradaptasi akan perubahan tersebut adalah tantangan yang perlu dihadapi seluruh pengelola media di Indonesia,” kata Agil.
Selain pemaparan materi, peserta juga berkesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan para pembicara dan sesama peserta. Hal ini diharapkan dapat memperkuat jaringan antar sesama jurnalis dan mendorong kolaborasi dalam menghasilkan karya jurnalistik yang lebih baik.
Untuk diketahui, Seminar “BRI Journalism 360” menjadi salah satu langkah nyata untuk mendukung pengembangan kualitas jurnalisme di Indonesia. Para jurnalis diharapkan dapat menghasilkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas, relevan, dan berdampak positif bagi masyarakat.