Prabowo Buka Peluang Berkunjung ke Timor Leste

Redaksi Indoraya
32 Views
2 Min Read
Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto membuka peluang untuk berkunjung ke Timor Leste usai diundang Presiden Jose Ramos Horta. Hal tersebut diungkapkan saat forum antar Menhan di Singapura, Shangri La Dialogue, Sabtu (1/2/2024).

Prabowo menanggapi pertanyaan soal cara dia menangani konflik perbatasan RI-Timor Leste setelah dilantik jadi presiden.

“Selama bertahun-tahun saya terlibat dalam konflik di Timor Leste. Sekarang orang-orang bisa melihat saya duduk di meja yang sama dengan Presiden Ramos Horta,” kata Prabowo.

Prabowo menceritakan pertemuan dirinya dengan Ramos Horta terjadi pada Jumat malam. Di pertemuan tersebut, membagikan momen akrab.

Menurut pengakuan, Prabowo dan Ramos Horta bahkan berpelukan dan bergandengan tangan.

“Dan dia mengundang saya ke Timor Leste dan saya sedang memikirkannya,” ujar dia.

Undangan Ramos Horta untuk Prabowo pernah mencuat sebelumnya.

Pada Februari, Ramos Horta memberi ucapan selamat ke Prabowo usai unggul sementara dalam Pemilu 2024. Pengumuman resmi, baru berlangsung pada April.

Ramos Horta juga mengundang Prabowo untuk berkunjung ke Timor Leste.

“Melalui telepon saya mengucapkan selamat dan mengundang presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mengunjungi Timor Leste,” kata Ramos Horta, dikutip Radio e Televisao de Timor Leste (RTTL) di kanal YouTube.

“Dan beliau [Prabowo] menyatakan kesediaannya sebelum atau sesudah sumpah jabatan sebagai presiden ke-8 Republik Indonesia,” ia menambahkan.

Indonesia dan Timor Leste memiliki catatan sejarah sendiri. Pada 1975-1999, pemerintah RI mengerahkan pasukan ke wilayah itu yang disebut Operasi Seroja.

Dari 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) Angkatan Darat.

Menurut laporan The Guardian, Prabowo dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Timor Leste, termasuk pembantaian tahun 1983 yang menewaskan ratusan orang di desa Kraras. Namun, dia membantah tuduhan tersebut.

Share This Article