INDORAYA – Presiden Prabowo Subianto berencana untuk membatasi ekspor minyak mentah Indonesia antara 12 juta hingga 13 juta barel demi memastikan pasokan BBM dalam negeri.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan pentingnya optimasi ekspor minyak mentah (crude oil), dengan kuota ekspor yang akan dialihkan untuk meningkatkan produksi BBM domestik.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga ekspor crude semakin menurun,” ucap Bahlil dalam keterangan resmi, Senin (27/1/2025).
Pada 2025, ekspor minyak mentah Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta barel, dan berdasarkan kebijakan Prabowo, sekitar setengahnya, yaitu 12 juta hingga 13 juta barel, akan digunakan untuk menambah pasokan bagi kilang-kilang di Indonesia.
Selain itu, untuk minyak mentah dari kontraktor yang tidak memenuhi spesifikasi, akan diproses dan dicampur agar sesuai dengan standar konsumsi kilang domestik. Langkah ini dianggap krusial untuk mempercepat pencapaian swasembada energi.
Kementerian ESDM juga meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), serta PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan kebijakan ini.
“Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor,” tegas Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mencatatkan produksi minyak pada Semester I/2024 sebesar 578.272 barel per hari (bph), yang mengalami penurunan 4,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 605 ribu bph.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang di Indonesia. Kilang-kilang utama, seperti yang ada di Balikpapan, Cilacap, dan Dumai, kini telah mampu mengolah minyak mentah dengan berbagai spesifikasi, termasuk yang sebelumnya tidak memenuhi standar.
Selain itu, pemerintah juga mendorong percepatan pembangunan kilang baru, seperti Kilang Tuban dan Kilang Balongan, untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dalam beberapa tahun mendatang.