Potensi Jualan Hewan Kurban, Bisa Kantongi Ratusan Juta Setahun Sekali

Dickri Tifani
4 Views
3 Min Read
Salah satu peternak sapi dan kambing di Gunungpati, Kota Semarang, Aziz Muslim yang sedang mengecek hewan kurbannya di kandang, Selasa (4/6/2024). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Berjualan hewan kurban bisa menjadi peluang bisnis saat menjelang perayaan Iduladha. Salah satunya pedagang sapi dan kambing asal Semarang, Aziz Muslim.

Aziz mengatakan, tahun ini ia memiliki 63 hewan kurban yang terdiri dari 33 ekor sapi dan 30 ekor kambing.

“Sapi sudah laku 15 ekor untuk ukuran ekonomis dengan bobot mulai 250 kilogram sampai 600 kilogram, harganya mulai dari Rp20 jutaan,” terangnya saat ditemui Indoraya, Selasa, (4/6/2024).

Terkait keuntungan penjualannya, Aziz membeberkan dirinya mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta. Padahal kentungan tersebut, ia baru berdagang tidak lebih dari satu bulan.

Namun, Aziz mengungkapkan bahwa Iduladha tahun ini mengalami penurunan omzet dengan seiiringnya jumlah pedagang hewan kurban musiman di Kota Semarang khususnya di Gunungpati semakin menjamur.

Bahkan tidak hanya tahun ini saja, penjualannya mengalami penurunan sudah dirasakan sejak tahun lalu.

“Ini untuk sementara penjualannya agak menurun, mungkin karena banyak yang jualan hewan kurban dadakan, semakin banyak saingannya,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Aziz juga memiliki 33 ekor sapi yang ia ternak. Dari puluhan sapi itu, tiga di antaranya memiliki tiga di antaranya memiliki bobot jumbo, yakni mulai 950 kilogram, 970 kilogram hingga satu ton lebih.

Sapi berbobot jumbo itu merupakan jenis simental dan sudah dirawat sama Aziz selama 3,5 tahun. Sapi tersebut dibanderol harga Rp90 juta hingga Rp150 juta.

Sayang, tiga sapi miliknya itu belum menemukan tuannya. Sementara paling mahal, Aziz pernah menjual satu ekor sapi seharga Rp90 jura kepada pengusaha di Kebumen.

“Sementara ini belum pernah ada pejabat yang beli, hanya melihat saja, mungkin karena kemahalan atau gimana,” kekehnya.

Aziz juga menceritakan bahwa dirinya pernah meraup omzet tertinggi hingga Rp 1 miliar dalam satu kali musim haji. Hal itu memperlihatkan kehidupan para pelaku bisnis jual beli hewan kurban yang mengalami pasang surut.

Meski begitu, keuntungan tersebut tak hadir tiap tahunnya. Apalagi untuk bisnis hewan yang sangat rentan terhadap penyebaran penyakit.

Tahun 2023 lalu misalnya saat penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) atau virus lato-lato menghantui para pedagang hewan kurban. Beruntung, bisnisnya tak begitu terdampak penyakit dan virus tersebut.

“Tahun ini seperti angin segar bagi peternak karena penyakit PMK dan lato-lato sudah menurun, bahkan pas lato-lato malah kita kehabisan stok, karena dulu di sini barangnya sehat semua, yang lain pada sakit,” tuturnya.

Share This Article