INDORAYA – Polsek Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menghentikan penyelidikan kasus tewasnya seorang mahasiswi kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida Deadora) dengan kondisi mulut berbusa di kamar indekosnya.
Mahasiswi tersebut bernama Dea (29), yang tengah mengikuti program profesi atau koas di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Semarang.
Selama menjalani pendidikan, korban bertempat tinggal di kos yang berada di Jalan Kijang Utara, Gayamsari, Kota Semarang.
Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo mengatakan kasus seorang mahasiswi dari perguruan tinggi di Jakarta itu tidak dilanjutkan penyelidikannya lantaran keluarga telah mengikhlaskan.
Hal itu diketahui setelah pihak kepolisian hendak melakukan autopsi. Namun dari pihak keluarga korban, menyatakan untuk mencabut autopsi itu sejak malam.
“Keluarga curiga dia (jenazah) bunuh diri,” jelasnya, Selasa (22/8/2023).
Disinggung soal kematian dari mahasiswi tersebut, Hengky menduga ada dua faktor, yakni sakit atau bunuh diri.
Sedangkan penyebab kematian, menurutnya hal ini merupakan wewenang dari dokter.
“Kalau tidak diautopsi tidak dokter juga tidak tahu. Kami juga tidak tahu,” katanya.
Hengky memastikan, korban saat ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya tersebut tak menemukan tanda-tanda kekerasan, dan luka akibat benda tumpul. Namun mulut jenazah itu berbusa.
“Agar bisa tahu harus dilakukan autopsi penyebab kematian karena apa,” ucapnya.
Ditanya soal kronologi awal mula kejadian itu, Hengky menjelaskan keterangan dari saksi yakni korban bermula telepon-telepon dengan kekasihnya.
Kemudian keterangan lainnya, sopir taksi yakni mengatakan hal serupa. Korban tengah telepon-teleponan terus sejak dari Klaten.
“Keterangan temannya ributnya sama pacarnya. Tapi tidak tahu ributnya apa,” jelasnya.
Di Semarang, Hengky menambahkan bahwa korban sedang menjalani koas di Rumah Sakit Bhayangkara. Mahasiswi itu ditemukan tewas oleh teman kampusnya yang juga masih menjalani Koas.
“Yang menolong temannya sesama mahasiswa koas,” pungkasnya.