INDORAYA – Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) selaku leading sektor satuan tugas (satgas) pangan, membeberkan dari 143 pasar hewan di Jawa Tengah (Jateng), 97 telah ditutup, per Senin (13/6/2022) kemarin karena penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Ditreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Johanson Ronald Simamora mengatakan ada sebanyak 289 mengalami suspek atau positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Untuk Jateng (PMK), masalah satgas pangan kami sudah koordinasi dengan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dan seluruh polres wilayah Jateng. Kemudian juga bilamana ditemukan penyakit PMK ini, akan dilokalisir 3 kilometer. Jadi tidak boleh terkontaminasi sapi lainya, termasuk manusia yang melakukan pengecekan tidak boleh ke kandang sebelah, agar steril,” kata Ditreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Johanson Ronald Simamora.
Dia menyampaikan, dari total 289 yang positif PMK itu, sebanyak 87 telah mengalami kematian. Sedangkan untuk sisanya, dipotong menggunakan mekanisme dimana yang bisa diolah tetap dimasak.
“Kemudian yang bisa dijual tetap dijual,” jelas dia.
Terkait penyembelihan menjelang Idul Adha, ia mengaku pihaknya sudah menyiapkan pengamanan. Yakni melakukan vaksin kepada tiap hewan ternak yang nantinya akan disembelih.
“Sudah melakukan vaksin juga (pengamanan Idul Adha). Kurang lebih 18 juta ekor sapi, semua itu akan diberikan vaksin. Sekarang baru 289 positif PMK dan dan 88 mati. ini sedang di treatment vaksin, semoga bisa sembuh,” pungkas dia.
Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, menegaskan jajaran Babinsa dan bhabinkamtibmas telah diperintahkan untuk mengecek tiap wilayah. Kemudian, satgas pangan nantinya akan koordinasi dengan tim kesehatan tiap kabupaten atau kota.
“Kita sudah punya satgas pangan, leading sektornya Ditreskrimsus. Kita kemarin edukasi jiga kepada peternak terkait PMK, termasuk mengenai supply dan pendistribusian,” tutup Kapolda.