Ad imageAd image

PMK Merebak di Jateng, Pasar Hewan di 4 Kabupaten Tutup Operasional

Athok Mahfud
23 Views
2 Min Read
Plt Kepala Disnakkeswan Provinsi Jawa Tengah, Ignasiun Hariyanta. (Foto: Dok. Pemprov Jateng)

INDORAYA – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang kian merebak membuat sejumlah pasar hewan di empat kabupaten menutup operasional guna memutus rantai penularan virus tersebut.

Sejumlah pasar hewan di empat daerah telah ditutup oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Jawa Tengah yaitu Kabupaten Wonogiri, Blora, Sragen dan Grobogan.

Berdasarkan data Disnakkeswan Jateng, per Senin (13/1/2025), jumlah kasus PMK di Jateng mencapai 4.082. Dari jumlah ini ada 545 ternak dinyatakan sembuh, 94 ternak dipotong, 159 ternak mati dan 3.284 ternak sisanya dalam penanganan.

Plt Kepala Disnakkeswan Provinsi Jateng, Ignasiun Haryanta Nugraha mengatakan bahwa untuk pasar hewan di Wonogiri telah ditutup sejak 3 hingga 9 Januari 2025. Lalu penutupan diperpanjang hingga 14 hari ke depan.

Untuk pasar hewan di Blora juga ditutup selama 14 hari ke depan, yang dihitung per Kamis (9/1/2025) lalu. Sedangkan Sragen, seluruh pasar hewan baru dilaporkan tutup pada Kamis (16/1/2025) hingga 31 Januari 2025.

“Penutupan pasar hewan di Wonogiri dan Blora. Rencana Grobogan juga akan ditutup,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (16/1/2025).

Saat ditanya ada berapa total pasar hewan yang ditutup dari tiga kabupaten, dia belum bisa mengungkapkan angka pasti. Namun, diprakirakan ada puluhan pasar hewan yang ditutup di tiga daerah itu.

“Di Wonogiri itu sendiri ada 17 pasar hewan. Terus di Blora yang besar tiga, di Grobogan kalau tidak salah ada tiga atau empar pasar hewan,” ucap Ignasiun.

Dia bilang, penutupan pasar hewan merupakan salah satu upaya untuk membatasan pergerakan hewan ternak manakala telah ditemukan adanya penularan kasus di pasar hewan.

Kendati demikian, saat ini sudah mulai terbentuk kesadaran para belantik untuk tidak melalulintaskan hewan ternak yang sakit di pasar hewan.

“Cuma di pasar yang lain sudah ada himbauan untuk tidak membawa hewan yang sakit kepasar hewan, dan saya lihat dari laporan teman-teman kabupaten kota yang sekarang kasus PMK yang masuk kepasar hewan itu sangat sedikit,” katanya.

“Mudah-mudahan kesadaran dari para belantik tidak melalulintaskan ternak ternak yang sakit dipasar hewan,” imbuh Ignasiun.

Share This Article