INDORAYA – Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana mengungkapkan bahwa alih fungsi lahan menjadi pemicu parahnya kondisi banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah.
Nana menyoroti daerah perbukitan dan pegunungan yang seharusnya menjadi penopang saat musim hujan tiba justru dialihfungsikan untuk perkebunan dan kawasan perumahan.
Diketahui saat ini beberapa wilayah di Jateng dilanda banjir dan tanah longsor. Seperti Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, Kota Semarang, Demak, Grobogan, dan lainnya.
Berdasarkan laporan BPBD Jateng, banjir tersebut merendam sebanyak ribuan rumah, fasilitas umum rusak, ribuan warga mengungsi, lahan pertanian terendam, dan kerugian lainnya.
Dia mengatakan bahwa dirinya baru saja meninjau lokasi banjir di Brebes yang mana delapan kecamatan terdampak. Pihaknya juga menyalurkan bantuan logistik kebencanaan sebesar Rp 478 juta.
“Tadi saya ke Brebes pagi-pagi, kok saya lihat Brebes ini sampai 8 kecamatan yang terdampak akibat banjir dari Sungai Pemali itu,” kata Nana Sudjana usai Pelantikan Pj Bupati Tegal di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, banjir di Kabupaten Brebes ini memang terjadi secara rutin. Sebab tahun sebelumnya ia juga mengunjungi daerah tersebut untuk menyalurkan bantuan.
Nana menyinggung daerah perbukitan dan lereng gunung yang lahannya beralih fungsi. Padahal wilayah atas seharusnya sebagai kawasan penyerap air, namun malah dibangun untuk keuntungan finansial semata.
“(Daerah perbukitan) yang tadinya memang di situ hutan dengan pohon-pohon yang bisa menghambat air atau menyerap air, itu sudah beralih fungsi menjadi perkebunan yang ditanami kentang,” ungkap dia.
Kondisi itu, kata Nana, menyebabkan tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. Pasalnya intensitas penyerapannya berkurang akibat lahannya gundul.
“Malah membawa sedimentasi, membawa tanah ke sungai. Sehingga terjadi pendangkalan. Ketika hujan intensitas besar, alam tidak bisa menahan air tersebut,” katanya.
“Yang terjadi adalah banjir dan sungai tersebut nggak mampu menyalurkan air, air itu meluap ke kanan dan ke kiri dan melewati tanggul yang ada,” imbuh dia.
Pihaknya pun meminta perbukitan dan lerang gunung yang lahannya telah beralih fungsi bisa dikembalikan lagi seperti semula dan dilakukan penghijauan.
“Saya minta mulai ditanam kembali. Dikembalikan kepada asalnya. Kadang-kadang masyarakat kita itu memaksakan kehendak, padahal itu sangat berbahaya ketika terjadi musim hujan,” tandas Nana.