PIMWAN DPRD Heri Pudyatmoko Dukung Pembentukan Kebijakan Anti-Perundungan

Panji Bumiputera
8.8k Views
3 Min Read
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Heri Pudyatmoko

INDORAYA – Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat dan aman bagi seluruh peserta didik, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko menyatakan dukungannya terhadap pembentukan kebijakan anti-perundungan di sekolah-sekolah di seluruh Jawa Tengah.

Heri menekankan bahwa perundungan atau bullying merupakan salah satu masalah sosial yang dapat berdampak buruk bagi perkembangan fisik, mental, dan emosional siswa.

Oleh karena itu, penanggulangan perundungan perlu menjadi salah satu prioritas dalam dunia pendidikan.

Heri menyatakan bahwa langkah-langkah preventif harus dilakukan dengan serius untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih inklusif, suportif, dan penuh empati.

Perundungan tidak hanya terjadi antara siswa, tetapi bisa melibatkan guru dan tenaga kependidikan lainnya, sehingga menurut Heri, perlu adanya kebijakan yang jelas dan tegas dalam menanggulangi masalah ini.

“Perundungan tidak hanya merusak mental korban, tetapi juga menciptakan iklim yang tidak sehat di lingkungan sekolah. Kita harus bersama-sama mencari solusi dan langkah-langkah nyata untuk memberantas perundungan ini,” ujarnya kepada wartawan (12/02).

Heri mengungkapkan bahwa solusi untuk masalah perundungan tidak hanya berfokus pada tindakan hukum atau sanksi. Melainkan juga perlu melibatkan upaya preventif, pendidikan karakter, dan pembentukan budaya saling menghargai.

“Kebijakan anti-perundungan harus terintegrasi dalam sistem pendidikan kita. Itu harus dimulai dari pembuatan kebijakan yang jelas di setiap sekolah, pelatihan bagi guru, serta melibatkan orang tua dalam proses pendidikan karakter,” ungkap Heri.

Beberapa langkah yang perlu diambil dalam kebijakan anti-perundungan, menurut Heri, meliputi penyuluhan dan edukasi mengenai perundungan di sekolah, penyediaan saluran pengaduan yang aman bagi siswa, serta pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku perundungan.

“Sekolah juga harus lebih sering mengadakan kegiatan yang mendorong kolaborasi dan kerjasama antar siswa, guna memperkuat hubungan sosial dan empati antar sesame,” tuturya.

Peningkatan Edukasi tentang Empati dan Toleransi

Heri juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai empati, toleransi, dan rasa hormat antar sesama.

Pendidikan tentang empati dan toleransi bisa dimulai sejak dini di sekolah dengan mengintegrasikan materi tersebut dalam pelajaran sehari-hari serta kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan kerjasama antar siswa.

Selain itu, Heri juga mengusulkan agar sekolah lebih sering mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa dalam pengembangan karakter. Seperti kegiatan sosial atau kegiatan di luar kelas yang mendorong kerjasama tim dan saling menghargai.

“Kita harus terus berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya bebas dari perundungan. Tetapi juga penuh dengan nilai-nilai saling menghormati dan empati. Hal ini akan berdampak besar bagi masa depan generasi muda kita,” pungkasnya.

 

Share This Article