INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meminta KPU setempat untuk menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang aman dari banjir. Mengingat Pilkada serentak 2024 terlaksana di musim penghujan.
Permintaan itu disampaikan oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana di sela Apel Kesiapsiagaan Bencana Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Musim Hujan Tahun 2024-2025 di Halaman Kantor Gubernur, Senin (18/11/2024).
“Kami wanti-wanti dari awal kepada KPU untuk menyiapkan TPS-TPS yang tidak rawan banjir, cari tempat yang permanen,” kata Nana Sudjana.
Hari pemungutan dan penghitungan suara pada 27 November 2024 akan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Oleh karena itu, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bisa memanfaatkan gedung seperti sekolah, balai desa, atau tempat lain yang representatif bagi masyarakat sebagai TPS.
Nana menyatakan, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Demak pada pemilu 2024 lalu cukup menjadi pengalaman berharga. Sebab, setidaknya terdapat 114 TPS yang terdampak banjir, sehingga dilaksanakan pemilu susulan.
“Kita terus koordinasi dengan BBWS ataupun kementarian PUPR, agar kasus tanggul jebol ini tidak terjadi. Dan penguatan-penguatan sudah dilakukan selama satu tahun terakhir,” ucap Nana.
Dia bilang, dalam satu bulan terakhir ini, sudah ada beberapa kejadian bencana hidrometeorologi yang cukup menonjol akibat hujan dengan intensitas tinggi. Antara lain bencana longsor di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan, angin puting beliung di Kabupaten Sukoharjo.
Untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai upaya. Seperti rapat koordinasi antar instansi, pengecekan sarana dan prasarana di masing-masing pemangku kepentingan, dan apel siaga personel dan peralatan.
“Jadi apel ini sengaja kita laksanakan dalam rangka untuk mengingatkan dan juga kesiapsiagaan kita menghadapi musim penghujan di 2024-2025,” ungkap Nana Sudjana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Bergas Catursasi mengatakan, apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi digelar untuk melakukan pengecekan kesiapsiagaan personel dan peralatan yang diperlukan dalam penanggulangan bencana.
Di samping itu, untuk mengkonsolidasikan sumber daya penanggulangan bencana di Jateng. Apel kesiapsiagaan bencana ini diikuti 250 personel yang mewakili 25 instansi.
Di antara instansi tersebut yaitu TNI/ Polri, organisasi perangkat daerah, instansi vertikal, Baznas, Forum zakat, PMI Jateng, Pramuka, unit pelayanan disabilitas, RS dr Kariadi, organisasi relawan di Jateng, serta sarana prasarana yang telah dilengkapi.
Bergas mengaku, telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/ kota untuk mengingatkan masyarakat melalui jejaring yang dimiliki, untuk selalu waspada terhadap bencana longsor atau rawan banjir.
“Minimal mengingatkan supaya mereka bisa antisipasi apa-apa yang bisa merugikan, apalagi sampai membahayakan,” kata dia.