INDORAYA – Balai Transportasi Jawa Tengah (Jateng) mencatat bahwa pergerakan penumpang (pnp) pada Bus Rapit Transit (BRT) Trans Jateng berjumlah 19.396.77 orang. Data tersebut diperoleh sejak Trans Jateng beroperasi pada tahun 2017 hingga Januari 2023.
“Pnp Trans Jateng dari tahun 2017 sd Januari 2023 ada 19.396.777 orang. Rata-rata pnp harian tahun 2022 ada 17.826 orang,” ujar Kepala Balai Transportasi Jateng, Joko Setyawan kepada Indoraya melalui panggilan WhatsApp, Rabu (02/03/2023).
Ia melanjutkan, pada awal beroperasi, minat masyarakat untuk menggunakan Trans Jateng sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan faktor muat penumpang (load factor), dari kapasitas muatan yang tersedia di seluruh koridor, penumpang mencapai angka 90 persen.
“Kalau kita bandingkan sebelum covid, rata-rata di angka 80 sampai 90 persen. Bahkan beberapa koridor di Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga menyentuh angka 90 persen, cukup tinggi,” imbuhnya.
Namun, capaian tersebut turun drastis ketika memasuki masa pandemi covid-19. Pandemi membuat pergerakan penumpang Trans Jateng menurun. Di tahun 2020 hingga 2021, rata-rata load factor penumpang di angka 30 hingga 40 persen.
“Secara umum kita membandingkannya agak sedikit terganggu saat pandemi covid-19 kemarin dari 2020 sampai 2021. Pandemi kan dilarang naik angkutan umum, pasti turun banget rata-rata 30 sampai 40 persen load factornya,” ungkap Joko.
Seusai pandemi pada pertengahan tahun 2022, jumlah pergerakan penumpang di seluruh koridor Trans Jateng perlahan mulai naik kembali. Saat ini dari kapasitas muatan di seluruh koridor, rata-rata jumlah pergerakan penumpang mencapai angka 65 hingga 70 persen.
“Semoga dengan berhentinya pandemi, angkutan umum jadi pilihan masyarakat Jawa Tengah. Harapannya Trans Jaeng selalu bertumbuh, kami melayani koridor-koridor utama,” imbuh Joko.
Selanjutnya, masyarakat yang menggunakan jasa Trans Jateng terdiri dari pelajar, pekerja, maupun masyarakat umum. Penumpang kategori pelajar dan pekerja masing-masing 20 persen. Adapun 60 persen sisanya merupakan masyarakat umum.
Hingga sejauh ini, Trans Jateng sudah beroperasi di enam koridor. Di antaranya meliputi koridor Semarang-Bawen, Smarang-Kendal, Semarang-Grobogan, Solo-Sragen, Magelang-Purworejo, dan Purwokerto-Purbalingga.
Joko mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mengupayakan penambahan koridor baru Trans Jateng. Koridor ketujuh dengan rute perjalanan Solo-Wonogiri ditargetkan bisa beroperasi pada bulan Agustus tahun ini.
“Trans Jateng kalau sampai sekarang kan sudah 6 koridor itu dan ada 98 armada yang sudah beroperasi. Nanti kalau ditambah 14 armada (di koridor Solo-Wonogiri) berati ada 112 armada,” terang Joko.